Hingga saat ini masih belum diketahui helikopter AgustaWestland ini akan menggunakan nomer registrasi apa. Dalam laporan spotter lokal hanya disebutkan baahwa helikopter ini menggunakan warna camo Gloss Green/Green/Brown dan dimarking roundel segilima serta tulisan TNI AU dengan tipe hi-viz (high visibility). Dari foto Rich Pitmann tampaknya AgustaWestland AW101 TNI AU ini menggunakan warna yang sama dengan yang digunakan oleh helikopter Super Puma Skadron Udara 6 Atang Senjaya.
Pembelian helikopter AgustaWestland AW101 ini cukup menarik. Awalnya helikopter ini diajukan sebagai helikopter kepresidenan untuk menggantikan helikopter AS332 Super Puma VVIP yang saat ini dioperasikan oleh Skadron Udara 45. Namun, pada perkembangannya, pesawat yang sempat diistilahkan media sebagai Helikopter Jokowi ini dibatalkan pembeliannya oleh Presiden sendiri karena adanya penolakan dari masyarakat ketika digulirkan isunya. Termasuk dari PT Dirgantara Indonesia. Penolakan pembelian Helikopter kepresidenan tersebut didasari fakta bahwa heli buatan Inggris dan Italia seharga 55 juta dollar Amerika Serikat atau setara Rp 761,2 miliar per unit itu dinilai terlalu mahal dan tak sesuai kondisi keuangan negara saat ini dan helikopter kepresidenan saat ini, AS-332 Superpuma masih dianggap layak untuk dipergunakan walaupun umurnya sudah 13 tahun.
Adanya isu ini sempat membuat hubungan PTDI dan TNI AU memanas, karena PT DI merasa seharusnya TNI AU memprioritaskan industri lokal dalam pengadaannya dan TNI AU merasa pelayanan PT DI tidak maksimal, terutama masalah keterlambatan pengiriman pesanan di masa sebelumnya.