Sasaran utama Kursus PTAL adalah agar setiap personel Pasukan Denjaka dapat mencapai Standar Kualifikasi Personel (SKP) sebagai anggota pasukan khusus penanggulangan teror aspek laut yang dalam tempo 1 X 24 jam dapat dikerahkan ke seluruh pelosok wilayah Nusantara guna menghadapi dua kasus yang berbeda di tempat yang berlainan dalam waktu yang bersamaan.
Selain beragam ilmu jurit, para anggota Denjaka juga dibekali dasar pengetahuan psikologi dan bermacam teknik analisa khusus yang adakalanya bahkan sama sekali tak ada kaitannya dengan urusan militer. Penguasaan ilmu non tempur ini diperlukan manakala tim pendahulu Pasukan Denjaka TNI AL harus bernegosiasi dengan para teroris. Selain jadi tahu apa yang dituntut para teroris, upaya negosiasi juga berguna untuk mengulur waktu selama mungkin. Dengan begitu unit serbu dapat bersiap diri sebaik mungkin. Hingga kelak pada saat yang dianggap tepat mereka baru bergerak.
Tak hanya itu. Para negosiator juga bertugas membaca kemampuan, kekuatan, tipu muslihat, sekaligus kelemahan para teroris. Bila upaya negosiasi berujung pada kebuntuan dan para teroris tetap keras kepala, barulah unit serbu dikerahkan dengan didampingi sang negosiator.
Unit serbu sendiri terbagi dalam tiga tim, yaitu tim permukaan air, tim bawah air, dan tim lintas udara yang biasanya diterjunkan dari pesawat transpor. Masing-
masing tim beranggotakan 12 hingga 14 orang prajurit pilihan dengan berbagai macam keahlian sesuai kebutuhan di lapangan. Mulai dari penjinakan bahan peledak (explosive disposal), medis tempur (combat medic), komunikasi elektronik, hingga teknologi informasi. Ketiga tim ini masuk ke lokasi sasaran dan segera menggelar serangan dadakan hingga sasaran dapat sepenuhnya dikuasai.
Ada banyak sandi yang dipakai dalam setiap operasi Denjaka. Misalnya saat operasi mulai dilancarkan dengan ‘KILAT’, penundaan disandikan ‘MENDUNG’, dan jika dilanjutkan dengan ‘PETIR’, serta bila dibatalkan dengan sandinya ‘HUJAN’. Apabila operasi telah berjalan dengan sukses maka komandan tim serbu harus mengirimkan kata ‘CERAH’ kepada pimpinan operasi. Sejak tim serbu Denjaka ini masuk ke lokasi sasaran, menggelar serangan kilat, hingga evakuasi personil plus sandera (khusus dalam insiden penyanderaan) biasanya menghabiskan waktu tak lebih dari 15 menit.
Senjata Denjaka TNI AL
Sebagai satuan yang kerap berurusan dengan aneka tugas berisiko tinggi, tim serbu Denjaka mengandalkan aneka senjata canggih dalam gelar pertempuran jarak dekat. Berbagai pistol otomatis, granat asap, granat kejut, hingga senapan mesin ringan dan senapan tembak runduk masuk dalam inventaris arsenalnya.
Untuk persenjataan sebut saja sebagai contoh pistol P226 (buatan Sig Sauer, Swiss-Jerman), senapan serbu HK416 dan SiG516. Juga terdapat senapan serbu buatan Heckler & Koch G36C dan G36V.
Selain senjata, tim serbu Denjaka juga mengandalkan seabiek peralatan pendukung. Dari perahu karet konvensional yang dipasangi motor tempel (jenis Silinger), kapal berbahan serat kaca berkecepatan tinggi dan daya tampungnya lebih banyak (jenis Sea Rider), peralatan selam lengkap (berikut alat bantu nafas jenis sirkuit tertutup), peralatan para lengkap, alat komunikasi nir kabel dari jenis yang kebal jamming, senter kedap air, hingga alat bantu navigasi Global Positioning System (GPS), dan teropong lihat malam Night Vision Google (NVG).
Tak hanya operasi teror dan sabotase, satuan Denjaka dapat pula dilibatkan dalam operasi rahasia jenis lain berdasarkan perintah langsung Panglima TNI. Hingga kini, keberadaan satuan ini terbilang dirahasiakan. Bahkan penugasan Denjaka hitam, acap tak diakui atau tercatat resmi di Markas Besar TNI Cilangkap.
TNI Hebat! 🙂
jaya lah dilautan ….semoga dapat menjaga tanah air kita…sebagai anak yang mempunyai ayah dulu sebagai imam tentara KKO berpangkat kapten , “A.M. FATWA”. 1, telah teruji dan terbina mental serta ketangguhan phisik yg telah mengalami siksaan berat aparat LAKSUS umumnya tentara angkatan darat hingga geger otak ringan dijaman ORBA .2. penyerangan clurit di wajah yang hampir menewaskan dirinya hingga dirawat dirumah sakit angkatan laut minto harjo, benhil, jakarta pusat. 3. pemberian penularan penyakit hepatitis c kronis di lembaga pemasyarakatan cipinang hingga akhirnya merengut nyawa dibelakang hari.
namun negara memberikan penghargaan berupa bintang anumerta kepadanya hingga dimakamkan dimakam pahlawan utama kalibata, jakarta selatan.
selang setelah mengundurkan diri dari dinas keprajuritan, beliau sempat memimpin partai amanat nasional hingga dipercayakan sebagai wakil ketua dpr ri, wakil ketua mpr ri, ketua dewan kehormatan dpd ri hingga ajal menjemput karena saki8t hepatitis kronis
Angkatan Laut Melatih Pasukanya dengan Baik. Jalesveva jayamahe.
Hooyaa…