Desingan peluru GAM menyambut kehadiran kedua Sea Raider, begitu operasi digelar di fajar hari. Hantaman-hantaman timah panas lawan bisa dihindari berkat manuver-manuver ekstrim. Beruntung, tak ada satu kapal pun yang berhasil dirontokkan. Terhitung hanya satu peluru GAM saja yang berhasil mengenai sasarannya. Untungnya cuma mengenai lapisan pelindung mesin.
Menemui perlawanan yang terbilang berat, bukan berarti pasukan TNI akhirnya mundur. Sebaliknya, bermodalkan senapan mesin FN MAG GPMG (General Purpose Machine Gun) yang dibawa, mereka membalas tembakan lawan. Peluru-pelurunya yang berkaliber 7,62 mm gencar membabat titik-titik persembunyian musuh. Setiap kapal punya sepucuk GPMG yang masing-masing membawa 500 peluru.
Latihan Kopaska TNI AL
Layaknya sebuah pasukan elit, proses pendidikan bagi calon anggota Komando Pasukan Katak juga tergolong keras. Salah satu yang dianggap paling keras adalah tahap pendidikan berlabel minggu neraka. Model pendidikan ini diambil dari tradisi yang biasa diterapkan oleh tim demolisi AL AS (UDT).
Pada masa ini para siswa menjalani uji mental yang benar-benar berat. Tak ada jadwal yang diterapkan. Semua perintah diberikan secara mendadak. Tanpa pemberitahuan maupun ancang-ancang. Bisa saja perintah diberikan diwaktu istirahat malam atau ketika saat makan. Tingkat kerahasiaan perintah juga dibuat sedemikian rupa agar tak bocor ke tangan siswa.
Pengalaman pendidikan Kopaska mungkin bisa dijadikan gambaran nyata. Pada tahap akhir minggu neraka itu para siswa diwajibkan mendayung ke sebuah pulau dari Pantai. Kegiatan ini dilakukan tepat pukul 00.00 WIB. Begitu sampai tujuan mereka memang diperbolehkan melakukan makan malam yang dimasaknya sendiri.
Keadaan ini tak berlangsung lama. Tepat pukul 03.20 masing-masing tim diperintahkan untuk menyembunyikan perahu-perahu karet yang tadi dipakai menyeberang. Belum lagi tubuh puas beristirahat, selang 40 menit kemudian turun perintah kedua. Para siswa diwajibkan kembali ke Mauk dengan berenang. Bak sebuah operasi militer sungguhan, kegiatan ini dibuka dengan ledakan-ledakan TNI yang bertubi-tubi.
Dalam suasana gelap pekat tapi hiruk pikuk itu, para siswa diwajibkan berpikir cepat. Sebelum terjun ke laut mereka terlebih dahulu membidikkan kompas sembari menghitung kekuatan arus laut di pagi buta. Dingin, arus yang kuat adalah tantangan yang harus dihadapi dalam perjalanan ke pantai. Sebagai patokan navigasi maka cahaya lampu yang terdapat di lokasi tujuan bisa pula dijadikan patokan.