Sebenarnya jarak Lengkang dengan Temasek cukup dekat. Dapat ditempuh dalam tempo maksimal 15 menit. Tapi mengingat barang bawaannya terbilang berisiko tinggi, Soewarno menjalankan perahunya secara lambat. Belum lagi penjagaan perbatasan antara Semenanjung Malaya dengan Pulau Temasek memang tengah ketat. Pasalnya, saat itu seorang tokoh etnis Tionghoa di Pulau Temasek, Lee Kwan Yeuw, juga berupaya melepaskan diri dari bayang-bayang Tengku Abdulrachman Putra di Kuala Lumpur alias ingin memerdekakan diri dari Federasi Malaya.
Nahas bagi Soewarno, di perairan Temasek perahunya kena cegat kapal patroli Marine Police yang bersenjata lengkap. Saat petugas menaiki perahunya, Soewarno cepat-cepat menyelipkan selembar uang 10 dollar AS di balik kaus kaki petugas itu. “Tulunglah awak, Encik! Awak nyemokel begini buat anak bini…”, demikian ia pura-pura menghiba. Seketika, tanpa memeriksa lagi petugas itu berteriak “Silakan lanjut!”. Untuk sementara waktu, Dewi Fortuna masih berpihak pada anggota pasukan katak tersebut.
Setelah berlayar hampir satu setengah jam, kedua penyelundup gadungan ini berhasil mendarat di Temasek dan segera dijemput ‘kontak’ yang tak lain ialah orang BPI yang telah lebih dulu disusupkan. Kontak itu memberikan sejumlah dokumen pelengkap termasuk visa terbatas selama tiga hari. Muatan bahan peledak selanjutnya diurus oleh kontak tersebut. Di sini Prijatna berpisah dengan Soewarno dan meneruskan perjalanan.
Menjelang sore, Soewarno menemui cukong setempat bemama Lim Soen Gwan yang tinggal di jalan Liang nomor 5. Semua getah karet yang dibawa Soewarno segera diborong karena harganya miring. Sah lah penyamaran prajurit Kopaska ini sebagai penyelundup karet.
Terbatasnya waktu dan sulitnya menembus perbatasan Semenanjung Malaya dengan Temasek tak membuat tekad Soewarno kendur. Mereka lalu secara sembunyi-sembunyi menumpang kereta api menuju Johor Baru. Sepanjang Temasek -Johor Baru yang ditempuh selama hampir 24 jam itu, kereta berhenti di beberapa stasiun guna diperiksa petugas imigrasi. Guna menghindari razia, tak jarang Soewarno ngumpet di WC atau pura-pura mengasuh anak salah seorang penumpang kereta.
Di sejumlah stasiun, hati Soewarno terkesiap. Di tembok peron gambar beberapa orang rekannya sesama prajurit Kopaska telah dipajang dengan status sebagai buronan polisi. Rupanya selama ini ada warga Pulau Sekupang yang bekerja untuk dinas rahasia Federasi Malaya dan memotret wajah sebagian rekannya. Beruntung, wajah Soewarno tak ada di sana.
Tertangkapnya Prajurit Kopaska
Sesampainya di Johor Baru, kontak lokal yang bakal menemui Soewarno tak juga muncul. Berhari-hari ia menunggu dengan hasil nihil. Firasat Soewarno, jangan-jangan misinya sudah terendus pihak lawan. Karena usia visanya tinggal sehari, dini hari Minggu ia nekad ke Kota Tinggi dengan bus antar kota. Lagi-lagi razia polisi Federasi Malaya tak mampu menjeratnya.
Dengan berjalan kaki Soewarno bergerak menuju Gunung Muntaha. Di sekitar hutan kecil di kaki gunung, telah menunggu sekitar 40 orang prajurit Kopaska berpakaian sipil dan bersenjata senapan otomatis Thompson. Para pasukan katak ini sebelumnya menempuh jalan sendiri sendiri dan dengan samaran yang berbeda beda untuk mencapai Gunung Muntaha Johor baru ini. Tiap orang dapat jatah 500 butir peluru dan 10 kilogram bahan peledak. Rencananya, usai menjalankan misi mereka bakal kembali ke Pulau Batam. Setelah berdoa, ke 40 orang Kopaska segera berpencar dan tinggalah Soewarno di lokasi itu.