Sebelum mencicipi materi latihan intai amfibi (taifib) yang sejati, para siswa terlebih dulu diasah kembali kemampuan dasarya sebagai prajurit komando dan digojlok lewat program latihan fisik gila-gilaan bertajuk Minggu Neraka (Hell Week). Jika seorang siswa bisa melewatinya, baru dia dijinkan ikut materi latihan selanjutnya.
Materi latihan inti taifib selalu berorientasi pada medan operasi yang mencakup tri media: darat-laut-udara. Materi latihan aspek daratnya cukup seabrek. Berintikan pada teknik dan taktik perang komando hutan ditambah program pelatihan lintas medan hingga sejauh 60 kilometer per hari.
Selain itu para siswa juga dijejali materi latihan pengintaian yang mencakup patroli jarak jauh hingga masuk ke dalam wilayah musuh. Kawasan yang biasa dipakai antara lain ialah kawasan Karangtekok, Asembagus, dan Gunung Tumpang Pitu di Jawa Timur, serta Bande Alit dan Mera Betiri di Bali.
Tahap paling berat dalam latihan matra darat ialah tatkala seorang siswa dilatih untuk dapat bertahan andai tertangkap musuh dan disiksa secara keji dalam rangka proses interogasi. Jika mungkin, yang bersangkutan malah harus bisa meloloskan diri dengan berbagai macam cara. Termasuk dengan teknik bunuh senyap tangan kosong.
Sementara materi latihan aspek lautnya pun lumayan berjibun. Meliputi renang jarak jauh, selam tempur dan SAR, tehnik infiltrasi bawah air, demolisi dan sabotase bawah air, serta teknik pengintaian hidrografi. Dalam tahap ini para siswa diajarkan pula untuk sanggup melintasi perairan laut seganas apapun termasuk menembus tabir gelombang laut hingga setinggi 10 meter. Kawasan tempat latihan favorit ialah Pantai Pasir Putih, Pantai Gatel, dan Pantai Banongan (seluruhnya berlokasi di Jawa Timur).
Tak ketinggalan pula materi latihan aspek udara yang juga habis-habisan menguras tenaga. Berlokasi di kawasan Lanud Juanda, Pasuruan, dan Ujung Surabaya, santapan harian yang dinikmati oleh para siswa meliputi rapeling, air mobile, STABO, helly water jump, dan berbagai macam teknik terjun bebas. Dengan ini semua diharapkan seorang personil Yontaifib Marinir mahir dalam aneka tipe operasi lintas udara.
Selesai dengan itu semua, seorang siswa selanjutnya akan disuguhi materi latihan operasi gerilya dan anti gerilya. Lulus dari tahapan ini, dari siswa diharapkan adanya kemampuan menghadapi taktik gerilya yang dilancarkan para insurjen di daerah konflik. Sebaliknya, mereka juga diwajibkan jago melakukan bermacam tehnik sabotase terhadap obyek vital musuh, termasuk menculik petinggi musuh.
Mengingat Yontaifib Marinir merupakan salah satu pemasok personel satuan lawan teror Denjaka, maka para siswa pendidikan taifib juga dibekali teknik dan taktik pertempuran dalam ruangan (close quarter battle) dalam rangka operasi pembebasan sandera.
Di penghujung program pendidikan, kepada tiap siswa yang lulus diberikan tanda kecakapan (brevet) tri media. Sebelum menerima brevet, seluruh siswa diharuskan mengikuti acara tradisi renang jarak jauh menyeberangi Selat Madura. Dalam hal perlengkapan, boleh dikata, segala senjata dan perlengkapan pendukung yang ada pada pasukan khusus lainnya juga dimiliki oleh Yontaifib Marinir. Perbedaan mungkin hanya dalam soal jumlahnya saja.
Baik juga kalau mobil peluncur Roket bisa ngapun di Air Lho….atau Tank laut buatan Pindad lengkapi peluncur Roket gays…!!