HobbyMiliter.com – Operasi Militer Malaysia Pertama: Malayan Emergency. Malayan Emergency pada dasarnya adalah suatu keadaan darurat yang diberlakukan Inggris di Malaya. Keadaan darurat militer ini diumumkan Pemerintah Kolonial Inggris pada Juni 1948, setelah terjadi peristiwa pembunuhan terhadap beberapa orang pegawai perkebunan karet asal Inggris di Sungai Siput, wilayah Perak kemudian diikuti tindakan penculikan, pembunuhan dan sabotase yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Malaya (Malayan Communist Party). Tak lama setelah pengumuman ini, Partai Komunis Malaya membentuk sayap militer Tentara Nasional Pembebasan Malaya (The Malayan National Liberation Army-MNLA).
Pemicu serangan terhadap pegawai perkebunan itu adalah kondisi ekonomi Malaya yang morat-marit pasca Perang Dunia II, banyaknya pengangguran, penghasilan yang tidak mencukupi untuk hidup, serta kelangkaan bahan pangan disamping harganya yang mahal. Kondisi ini terutama dirasakan oleh warga etnis Cina, yang jumlahnya 3 juta jiwa lebih. Mereka banyak menjadi perambah hutan dan pengangguran karena setelah Pasukan Jepang angkat kaki dari Malaya mereka tidak lagi bekerja di perkebunan karet dan pertambangan. Melihat kondisi ini, Partai Komunis Malaya ingin agar penduduk Malaya dapat merasakan penghidupan yang layak dan setara/satu kelas seperti cita cita komunis internasional. Mereka menuntut lapangan pekerjaan, pengelolaan perkebunan dan pertambangan timah, kesejahteraan hidup serta persamaan hak antara etnis Cina dan Melayu. Rupanya hal ini ditanggapi setengah hati oleh Pemerintah Kolonial Inggris karena hasil bumi Malaya merupakan pendapatan besar bagi mereka sehingga tidak mau diserahkan pengelolaannya lepas begitu saja.
Namun setelah terjadi aksi pembunuhan tadi, Pemerintah Kolonial Inggris menanggapi serius ancaman ini sekaligus mengantisipasi geIagat pembentukan Negara Komunis Malaya. Pergerakan MNLA dipimpin oleh Chin Peng, dengan kekuatan 10.000 orang yang terlatih mereka mundur untuk membuat basis pertahanan di hutan. Banyak dari mereka adalah bekas anggota perlawanan Malaya terhadap pendudukan Pasukan Jepang yang mendapat latihan secara rahasia dari Pasukan Inggris. Tentu saja dengan pengalaman tersebut mereka juga paham bagaimana berperang secara gerilya dan menggunakan berbagai macam senjata. Pemerintah Kolonial Inggris menyebut mereka sebagai Chinese Terrorists atau Communist Terrorists yang disingkat CT. MNLA didukung oleh organisasi yang bernama Min Yuen, yang mayoritas beranggotakan etnis Cina sebagai jaringan yang memasok logistik, dana dan tentu saja informasi yang dibutuhkan; mengingat kader-kader Min Yuen tersebar luas di masyarakat.