HobbyMiliter.com – Peningkatan Kekuatan Udara Sebelum Serangan Jepang ke Pearl Harbour. Benua Asia dianggap terbelakang dalam urusan teknologi mesin perang. Akibatnya predikat “anak bawang” seialu melekat pada bangsa-bangsa dikawasan ini. Julukan ini terus bertahan walau Armada AL Jepang berhasil melibas Armada Rusia di Selat Tsushima pada tahun 1908.
Sejak saat itu diam-diam Jepang muiai mengembangkan diri menjadi salah satu raksasa miiiter dunia. Sekaligus berangan-angan jadi pemimpin di seantero belahan Timur Dunia. Hebatnya lagi tak ada satupun negara sekutu yang menyadari perkembangan ini sampai Serangan Jepang ke Pearl Harbour.
Janganlah menganggap segala sesuatu sebagai hal yang remeh. Pakem ini rupanya tak pernah dipedulikan oleh negara-negara Eropa dan Amerika yang telah bercokol berabad-abad di Benua Asia. Sebagai contoh peristiwa Selat Tsushima misalnya, tak membuat Amerika dan Eropa (sekutu) sadar akan potensi Jepang menjadi suatu ancaman. Bahkan saat konflik Sino-Jepang meletus sekutu tetap saja melihat enteng negeri ini.
Padahal Jenderal Claire Chennault, komandan satuan udara sukarela Flying Tigers, telah menginformasikan Washington tentang kecanggihan pesawat-pesawat tempur Jepang yang terlibat. Laporan tadi rupanya dianggap tak lebih dari arsip tak berguna oleh para petinggi militer Amerika.