Sistem Senjata Yang Dipasang Di Korvet SIGMA Kelas Diponegoro
Kapal perang kelas Diponegoro ini dilengkapi dengan rudal anti kapal permukaan MBDA Exocet MM40 Block 2. Selain rudal anti kapal, kapal perang kelas Diponegoro ini juga dilengkapi dengan rudal anti serangan udara MBDA Tetral Mistral. Meriam utama Oto Melara kaliber 76 milimeter tipe Super Rapid gun dapat menembak dengan kemampuan tembakan 120 peluru per menit. Sementara untuk meghalau ancaman dalam skala kecil dari sekeliling kapal, disiapkan senjata meriam kaliber 20 milimeter Denel Vector G12. Untuk melawan kapal selam, telah disiapkan 2 unit peluncur torpedo B515 dalam Triple-Barrel Launchers atau tiga tabung peluncur per unit nya.
Sistem Radar dan Sensor Korvet Kelas Diponegoro
Sistem sonar frekuensi medium Kingklip yang dipasang di bagian haluan menjadi “mata” utama untuk mendeteksi kapal selam musuh. Untuk mengarahkan penembakan senjata disiapkan sistem radar kendali penembakan LIROD Mk2. Untuk sistem radar pengenalan target ditanamkan perangkat MW08 3D multibeam radar yang beroperasi pada frekuensi C-band.
TACTICOS Combat Management System dari perusahaan Thales menjadi sistem komando dan manajemen pertempuran bagi kapal ini.
Dibagian belakang kapal terdapat helipad yang dapat di darati helikopter dengan bobot maksimal 5 ton. Selain berbagai sistem tersebut diatas, juga dipasang sistem peluncur decoy Terma SKWS atau soft kill weapon system. DR3000 ESM system dan Racal Scorpion 2L ECM menjadi alat pernika atau Perang Elektronika.
SIGMA kelas Diponegoro digerakkan dengan dua mesin diesel SEMT Pielstick dengan daya maksimal 8.910 kW. Sistem propulsi ini membuat kapal dapat bergerak dengan kecepatan maksimal 28 knot dan dapat menempuh jarak 3.000 nautikal mil dalam kecepatan 18 knot.
Penugasan Ke Lebanon
Segera setelah masuk dalam dinas aktif TNI AL, kapal kelas Diponegoro segera ditugaskan kedalam berbagai misi. Dari sekian banyak misi yang telah diembankan, mungkin misi yang paling spesial bagi pengawak KRI kelas Diponegoro ini adalah misi menjaga keamanan laut perairan Lebanon dibawah bendera PBB. Bergabungnya kapal kelas Diponegoro ke dalam Satuan Tugas (Satgas) Maritim atau Maritime Task Force UNIFIL atau United Nations Interim Force In Lebanon, menjadikan kapal perang SIGMA kelas Diponegoro sebagai wakil Indonesia dalam kancah pengamanan laut internasional. Kapal pertama yakni KRI Diponegoro 365 ditugaskan untuk misi ini pada bulan April hingga Oktober 2009. Kapal – kapal lainnya dari kelas yang sama menyusul secara simultan atau bergantian mengikuti misi menjadi wakil negara dalam upaya mengamankan lautan dan perairan wilayah Lebanon.