Entah apa designasi karaben ini, dunia kolektor senjata api sendiri mengenalnya sebagai “M48 Indonesian Police Carbine”, dan ada yang memasukkan dalam family M48/63. Setahu penulis sendiri, Polisi menyebutnya sebagai Mauser. Untuk kaliber peluru sendiri, senjata ini menggunakan kaliber yang sama dengan KAR98K, yaitu 7,92×57 mm Mauser. Yugoslavia sendiri termasuk pengguna setia 7,92×57 mm Mauser, hingga saat perang saudara dan runtuhnya negara tersebut. Tercatat senapan DMR M76 (Varian dari AK-47) dan senapan mesin M84 (Tiruan PKM) menggunakan peluru kaliber ini.
Memang, pada masa tahun 50-60an, dimana negara kita mengalami banyak pemberontakan ditambah konfrontasi Trikora dan Dwikora, tercatat ada banyak pembelian senjata api dari aneka negara di dunia. Dan ketika itu, POLRI membeli senapan berbasis M48 produksi Yugoslavia untuk mempersenjatai Polisi reguler, suatu pilihan unik, mengingat Resimen Pelopor sendiri ketika itu sudah memiliki senjata modern jenis AR-15, AK-47, SKS, Vz.59 dan RPD, juga surplus senjata Perang Dunia modern murah meriah seperti Lee Enfield, M1 Carbine dan sejenisnya banyak terdapat di pasaran. Pindad sendiri ketika itu juga sudah memodifikasi senapan karabijn M95 Mannlicher ke peluru .303 untuk keperluan sukarelawan Dwikora. Entah apa yang menjadi dasar pemilihan membeli senapan Zastava M48 “baru tetapi desain lama” di tengah pesatnya pengembangan senapan infanteri ketika itu.
Sungguh hal ironis, ditengah modernisasi polri khususnya densus 88 dan brimob, masih ada senjata senjata tua yang menjadi andalan kepolisian reguler di tingkat polres dan polsek. Semoga kedepannya senjata senjata ini bisa beristirahat tenang di Museum, atau menjalani tugas mendidik calon abdi negara di akademi kepolisian.
mauser polri ini namanya Mauser Short Rifle, buatan “Fab. Nat D’Armes de Guerre Herstal – Belgique”. yang sekarang nama pabriknya jadi FN Herstal