Sejatinya, rencana ini telah mengemuka sejak bulan Juli tepatnya pada pertemuan Warsawa. Namun rencana ini terkendala ijin dari negara – negara yang memiliki alat dan kemampuan serta Sumber Daya Manusia untuk mengoperasikan armada pesawat pengintai ini. “Negara yang memiliki prajurit yang mampu mengoperasikan pesawat – pesawat ini tentu memiliki sistem perijinan dan persetujuan parlemen untuk memberangkatkan prajuritnya tersebut. Saya berharap masalah tersebut dapat diselesaikan dalam beberapa minggu kedepan. Sesuai jadwal, akan diadakan pertemuan menteri pertahanan pada akhir bulan Oktober, harapan saya persiapan dan pelaksanaan misi tersebut sudah dapat dilakukan pada saat itu juga.” Ungkap Vershbow dalam penjelasannya.
Pesawat AWACS tersebut tidak akan terlibat dalam sistem kendali dan informasi pertempuran sebab NATO tidak ikut ambil bagian dalam “aspek kinetis operasi pasukan koalisi”. Vershbow menolak untuk membeberkan dimana pesawat tersebut akan ditempatkan. Adapun awal tahun ini pesawat AWACS milik NATO telah di tempatkan di Konya, Turki sebagai bagian dari pengamanan perbatasan dan reaksi atas tindakan Rusia disepanjang perbatasan Turki dan Suriah.