Kebanyakan proyektil rudal yang ditembakkan oleh Korut berasal dari alat peluncur bergerak (mobile launchpad) serta kapal selam. Hal tersebut, menurut pejabat senior Kemenhan Jepang, sangat sulit dideteksi.
“Dalam beberapa kasus, kami tidak akan sempat meluncurkan unit untuk menangkal (rudal Korut) karena rudal tersebut ditembakkan secara tiba-tiba,” kata sang pejabat.
Jika Korut berencana untuk meluncurkan rudal balistik jarak menengah, maka mereka bisa saja menembak ke wilayah Jepang hanya dalam tempo 10 menit.
Sistem pertahanan rudal balistik Jepang terdiri dari dua lapis. Pertama, roket pencegat SM-3 yang diluncurkan dari kapal Aegis. Kedua, rudal PAC-3.
Kemenhan Jepang sedang mempertimbangkan untuk membuat lapis ketiga, dengan memasang alat pencegat Terminah High Altitude Aerial Defense (THAAD) milik AS. Washington dan Seoul sudah sepakat untuk memasang sistem serupa di wilayah Korea Selatan.