Sistem terbaru ini dapat melindungi kendaraan tempur darat dari dua jenis rudal anti tank, yakni rudal yang dikendalikan oleh remote, dan dipandu dengan laser. Rudal yang dikendalikan oleh remote tidak akan mampu menerima perintah lewat radio, sementara rudal laser tidak akan mampu “melihat” kendaraan yang bersangkutan.
Asosiasi peneliti Electromashina juga mengklaim sistem tabir asap tersebut dapat menangani ancaman dari rudal antitank khusus seperti Javelin yang dikembangkan oleh Amerika Serikat.
“Javelin adalah satu-satunya rudal yang mengandalkan sistem self-homing 100 persen, dimana jarak serangannya diukur otomatis berdasarkan bayangan dan jejak suhu target di lapangan. Ketika menghampiri targetnya, rudal tersebut akan mendaki ke atas target lalu menukik ke bawah, untuk menembus atap kendaraan yang notabenenya punya titik lapisan pelindung terlemah,” ujarnya.