Sementara itu, Park secara pribadi berkomentar bahwa dirinya hanyalah ingin “menginformasikan kebenaran kepada 20 juta rakyat Korea Utara yang dilanda kelaparan.”
“Saat ini, ratusan ribu orang menderita akibat banjir besar-besaran. Sementara itu, Kim Jong-un malah melancarkan ujicoba nuklir terbaru. Jadi, siapa yang sebenarnya ‘kotoran manusia?’” katanya.
Banjir berkepanjangan yang disebabkan oleh hujan badai di utara Semenanjung Korea menyebabkan 138 warga Korut tewas. Sementara 400 orang lainnya dilaporkan hilang.
Kerasnya angin di perbatasan Korut-Korsel membuat kampanye anti-Korut yang digalang oleh Park Sang-hak menjadi terhambat. Dari 150.000 lembar brosur yang awalnya ditargetkan untuk disebar, kini tinggal setengahnya.
Penyebaran brosur propaganda anti rezim Kim merupakan salah satu dari beberapa teknik provokasi yang dilakukan oleh Korsel. Tahun lalu, resimen militer Korsel yang berjaga di sepanjang garis perbatasan kedua negara, memasang pengeras suara bervolume raksasa sembari memutar lagu K-Pop untuk “menciutkan nyali penjaga perbatasan Korut.”