“Kami yakin bahwa kami bukanlah ancaman bagi Israel. Kami tidak sedang menuju ke pelabuhan Israel, jadi mereka tidak punya alasan untuk menghentikan gerak kami,” kata Regev.
Terakhir kali aktivis Women’s Boat of Gaza berlayar adalah pada 2015 silam. Saat itu, pasukan marinir Israel mencegat dan mengambilalih kapal mereka yang diberi nama Marianne. Kapal tersebut kemudian ditahan di pelabuhan Ashdod.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan blockade Israel adalah “hukuman kolektif” yang harus ada pertanggungjawabannya.
“Penutupan (akses ke) Gaza sangat mencekik rakyatnya, menindas perekonomiannya dan menghambat upaya rekonstruksi bangunan,” kata Ban saat melakoni kunjungan ke wilayah Palestina bulan Juni silam.