Perundingan gencatan senjata ini merupakan upaya kali kedua yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Rusia demi menghentikan aksi perang di Suriah yang sudah berlangsung sejak Maret 2011 silam.
Sabtu (11/9) pekan lalu, perwakilan Amerika Serikat yang dipimpin oleh Menlu John Kerry, serta Rusia yang dipimpin oleh Menlu Sergei Lavrov, menyetujui perjanjian gencatan senjata di kota Jenewa, Swiss. Kedua pihak akhirnya mencapai kata sepakat setelah melakukan 13 jam perundingan non-stop.
Meski begitu kepentingan kedua pihak masih tetap berseberangan, dimana Moskow ingin mempertahankan rezim Presiden Bashar al-Assad, dan Amerika Serikat ingin menggulingkan yang bersangkutan dengan mensponsori kelompok militan oposisi yang juga didukung oleh Arab Saudi dan Turki.
Beberapa jam sebelum gencatan senjata tersebut dimulai, Assad mengatakan pemerintahannya telah “bersumpah untuk merebut kembali tanah kami dari tangan teroris” demi membangun kembali negara Suriah.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura memperkirakan jumlah korban yang tewas akibat perang selama lima tahun terakhir berada di angka 400.000 jiwa.