Estevez meyakini, perbedaan pendapat antara partai-partai pro-kemerdekaan Katalan tidak akan mengganggu gerakan mereka untuk merealisasikan terbentuknya negara Katalan yang berdaulat.
“Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kami ini majemuk, namun bersatu-padu. Kami adalah negeri yang hidup, negeri yang sedang melangkah. Dan saat ini kami sedang berdiri di ujung batas, siap untuk berubah menjadi negara baru,” katanya.
Dalam referendum non-resmi yang digelar 2014 silam, sekitar 80 persen warga Katalan mendukung kemerdekaan dari Spanyol.
Namun gerakan mereka terhambat saat diadakannya pemilu legistlatif tahun ini. Pemerintah Katalan kehilangan dukungan dari partai sosialis CUP yang tidak menyetujui rencana anggaran yang telah diajukan.
Kepala pemerintah daerah Katalan, Carles Puigdemont, kini hanya didukung oleh minoritas partai pro-kemerdekaan di parlemen Katalan. Pihaknya pun merasa cemas dalam menghadapi pemilu kepala daerah yang akan digelar 28 September mendatang.
Puigdemont berpendapat kemerdekaan Katalan harus dinegosiasikan dengan pemerintah pusat yang bermarkas di Madrid, namun deklarasinya bisa diputuskan secara sepihak jika terpaksa.