General Atomics selaku kontraktor proyek senjata laser tersebut telah mengembangkan Gen 3 High Energy Laser berkekuatan 150 kilowatt, yang disimpan dalam sebuah kotak berukuran 365x120x60 centimeter. Sistem yang sedemikian ringkas akan membuatnya mudah diterapkan pada pesawat gunship AC-130 atau KC-130 yang akan menyediakan daya bagi senjata laser tersebut. Air Force Research Laboratory bahkan mengembangkan versi yang lebih ringkas dengan panjang yang sama namun lebar yang lebih pendek.
Ada banyak keunggulan senjata laser. Pertama, biayanya yang sangat murah, hanya terhitung “recehan” per sekali tembak. Sangat murah ketimbang senjata rudal udara seperti AIM-9 Sidewinder yang harga per unitnya bisa mencapai $420 ribu (5,5 miliar rupiah). Tenaganya pun dapat disuplai langsung oleh unit pesawat. Laser juga tidak bising dan jika cuacanya bagus, maka tembakannya tidak akan terlihat. Hal ini akan menyulitkan musuh di daratan untuk mendeteksi keberadaan pesawat tempur. Terakhir, laser dapat mengurangi kerusakan yang tidak diinginkan, dimana tembakannya dapat diarahkan ke obyek-obyek tertentu saja seperti truk, helicopter, dan perahu. Itupun hanya merusak mesinnya saja supaya tidak mampu beroperasi lagi.