Yang menjadi isu di kalangan CAC adalah sumber tenaga yang akan dipakai dalam produksi massal jet J-20 mendatang. Saat ini pesawat tempur siluman tersebut ditenagai oleh dua mesin Saturn Al-31 buatan Rusia. Beijing menginginkan agar di jet tersebut ditenagai jet turbo bertenaga 180 kilonewton dengan sertifikasi WS-15. Namun, manufaktor dalam negeri mereka mengalami masalah produksi, sehingga harus mengalami penundaan.
Kehadiran J-20 di langit Laut Cina Selatan dan Timur akan membuat posisi Beijing semakin kuat dalam sengketa di kedua wilayah perairan tersebut. Saat ini, Tiongkok sedang berebut klaim dengan beberapa negara ASEAN di Selatan dan Jepang di Timur.
Perkembangan jet tempur siluman J-20 jua membuat Jepang ketar-ketir karena pihaknya harus menunggu produksi jet tempur F-35 setelah sebelumnya ditolak oleh Amerika Serikat untuk membeli unit F-22 Raptor. Jepang akan tertinggal beberapa tahun jika J-20 sudah resmi digunakan oleh AU PLA.
Salam kenal bung. Saya juga penggemar dunia militer.
China perlahan mulai menunjukkan eksistensinya di south china sea..