Benjamin Netanyahu sebelumnya ingin agar angka tersebut dinaikkan lagi menjadi 50 miliar dollar. Israel juga menginginkan agar persentase nilai bantuan (26%) yang disalurkan kepada lembaga pengadaan, kontraktor militer, dan riset pertahanan dalam negeri mereka, tetap dipertahankan. Jika angka tersebut dikurangi, maka perusahaan pertahanan Israel akan kehilangan ratusan juta dollar setiap tahunnya. Angka persentase tersebut pertama kali digagas pada era 1980an, zaman ketika lembaga pertahanan Israel masih membutuhkan bantuan. Kini, Israel sudah punya segalanya, sehingga AS meminta agar sebagian dari porsi tersebut dikembalikan ke Washington.
Israel disebut-sebut khawatir akan kebijakan pemerintahan Presiden AS yang baru, yang kemungkinan tidak akan menawarkan paket bantuan yang lebih menguntungkan. Pakar hubungan internasional, David Makovsky di Washington Institute for Near East Policy, mengindikasikan bahwa peluang Israel akan jauh lebih mengecil apabila Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS.