Selain Mesir sebagai kandidat terkuat, ada pula Tiongkok, India, dan Iran sebagai pembeli potensial bagi perangkat militer keluaran Rusia.
Namun kebanyakan pengamat ragu bahwa 46 unit pesawat supersonik tersebut dipesan oleh Iran karena kontrak tersebut pasti akan dicegat oleh negara anggota Dewan Keamanan PBB, mengingat adanya perjanjian nuklir yang baru ditandatangani akhir tahun 2015.
Analis memperkirakan India dan Mesir berada dalam posisi yang sama untuk membeli paket jet tempur MiG-29M tersebut. Namun perlu diingat bahwa Rusia dan India sedang bekerjasama untuk mengembangkan jet buatan Sukhoi/HAL FGFA, yakni T-50 generasi kelima. India yang sedang bersitegang dengan Tiongkok juga memiliki kebutuhan yang mendesak untuk menyetarakan kemampuan militer udaranya dengan negeri tirai bamboo tersebut. Namun, mengingat masa produksi T-50 tidak akan menunggu lama lagi, maka pembelian 47 unit MiG-29M terasa berlebihan.
Tiongkok menjadi kandidat yang paling tidak dijagokan dalam pembelian paket jet tempur tersebut mengingat Beijing sudah mengujicoba pesawat tempur J-20 di udara. Ini berarti, Tiongkok tidak perlu menunggu terlalu lama sebelum jet tempur tersebut dapat diproduksi massal.