Banyak pihak yang mempertanyakan mengapa ISIS begitu mudahnya mengakui bahwa komandannya sudah tewas.
Nama Omar al-Shishani awalnya muncu di tahun 2013 setelah pasukannya berhasil merebut pangkalan udara Menagh dari tangan pasukan pemerintah Assad. Pasukan koalisi pemberontak yang didukung oleh Amerika Serikat kemudian bekerjasama dengan pasukan Shishani yang mayoritas warga asing. Mereka menggunakan taktik bom bunuh diri sebagai strategi untuk merebut pangkalan udara tersebut.
Shishani kemudian bergabung dengan ISIS dan langsung diangkat menjadi komandan tinggi. “Kepribadiannya sangat dihormati dan disukai oleh para militant (ISIS)” kata Joshua Landis, direktur Pusat Kajian Timur Tengah di University of Oklahoma.
Beberapa kali Shishani dilaporkan tewas. AS mengklaim berhasil membunuhnya dalam operasi sergap bom namun kemudian menyangkalnya kembali. Beberapa pihak mengklaim bahwa Shishani meninggal dan otaknya tidak berfungsi lagi. Jadi tidak ada yang benar-benar pasti,” ujar Landis.