Setelah Perang Dunia II, dengan berkembangnya teknologi, mortir banyak ditinggalkan dan banyak militer beralih ke howitzer atau roket untuk artilerinya. Mortir kembali ke bentuk awalnya sebagai artileri “portable” untuk infantry dan diletakkan kendaraan pengangkut pasukan seperti misalnya mortir di M1064 milik US. Bentuknya pun biasa, mortir yang ditembakkan manual oleh pasukan diatas kendaraan tersebut.
Tetapi Uni Soviet tidak puas begitu saja. mereka mengembangkan mortir sebagai senjata swagerak. Profilnya yang ringan dan mini membuat sebuah kendaraan pengangkut mortir mampu dibawa oleh pesawat dan dijadikan kendaraan pendukung operasi lintas udara. Tidak hanya puas di mortir mini, Uni Soviet mengembangkan mortir sampai membuat mortir raksasa 2S4 Tyulpan kaliber 240 mm yang merupakan mortir terbesar dunia yang saat ini masih beroperasi. Trend ini kemudian diikuti oleh negara-negara lain. Israel segera mengikuti jejak Soviet dan mengembangkan mortir Soltam yang terkenal itu. Patria membuat mortir otomatis 120 mm NEMO dan Tiongkok melisensi mortir Russia untuk membuat PLL-05
Salah satu kendaraan andalan Pasukan Lintas Udara Russia adalah artileri swagerak 2S9 Nona-S. Kendaraan ini dibuat berdasarkan chassis BTR-D dan dilengkapi mortir 120 mm 2A60. Dengan berat yang hanya 8,7 ton, 2S9 dapat diterjunkan dari pesawat jenis IL-76 atau AN-12 dan dapat memberikan bantuan tembakan bagi pasukan Lintas Udara. Dengan daya ledak setara howitzer 155 mm, maka dapat dipastikan bantuan tembakan tersebut dapat memberikan daya hancur yang besar untuk ukuran barang yang dapat dimasukkan dalam pesawat Linud.
Selain dengan chassis BTR-D, Nona-S juga tersedia dalam varian tarik (2B16 Nona-K) dan varian dengan chassis BTR-80 (2S23 Nona-SVK) yang digunakan oleh unit-unit infanteri mekanis. Jumlah kendaraan Nona-S sendiri sangatlah banyak, konon total 1000 unit 2S9 pernah diproduksi oleh Uni Soviet. Sayangnya, seperti halnya kendaraan-kendaraan Linud Soviet lainnya, lapisan anti peluru Nona-S tergolong payah, masih mengandalkan lapisan aluminium-magnesium seperti halnya BTR-D atau BMD. Tetapi tidak jadi soal, karena fungsi utama Nona-S adalah bantuan tembakan tidak langsung, sehingga diharapkan Nona tidak bertemu langsung dengan musuh.
pertamax buat saya….
saya suka alutsista german dan rusia, dan sepertinya vena sesuai untuk marinir TNI, btw apakah betul vena bisa menembak di saat masih berada di permukaan air/laut?