Anggaran tersebut masih seperempatnya bila dibandingkan dengan anggaran Pentagon. Namun, Tiongkok punya armada pasukan terbesar di dunia, dengan jumlah lebih dari dua juta tentara.
Peningkatan anggaran ini dilakukan untuk menghadapi keberadaan US Navy yang semakin gencar membuat provokasi di sekitar wilayah Laut Cina Selatan, demi melindungi sekutunya seperti Filipina dan negara-negara ASEAN lainnya.
Komandan Amerika Serikat bidang Pasifik, Laksamana Harry Harris mengatakan bahwa kapal perang AS akan berlayar sekitar 12 mil jauhnya dari pulau-pulau kecil yang diklaim oleh Tiongkok. Sejak Oktober 2015, US Navy sudah meluncurkan operasi serupa sebanyak dua kali.
Beijing dan Washington terkesan saling menyalahkan dalam kasus sengketa Laut Cina Selatan. Pihak AS menyebut Tiongkok sengaja mengadakan militerisasi di area perairan tersebut. Sementara pihak Tiongkok menyebut kehadiran pasukan AS dan sistem rudal canggihnya di regional tersebut membuat situasi semakin panas.