Sebelumnya, pada November 2014 silam, Pemerintah Inggris dan Prancis memberi mandat kepada dua kontraktor militer negaranya masing-masing, yakni BAE Systems dan Dassault Aviation untuk mengadakan studi kelayakan senilai 120 juta poundsterling (2,2 triliun rupiah).
Selain dua kontraktor diatas, Rolls-Royce dan Safran juga ditugaskan untuk mengerjakan sistem penggerak. Sedangkan pengadaan sensor dan elektronika akan dikerjakan oleh grup Selex ES dan Thales.
Pabrikan jet tempur Prancis, Dassault, telah mengembangkan pesawat siluman tanpa awak (stealth drone) yang diberi nama Neuron. Pesawat ini difungsikan sebagai purwarupa untuk mengujicoba dan mengembangkan teknologi FCAS. BAE Systems juga mengembangkan pesawat serupa yang diberi nama Taranis.
Kerjasama Paris dan London di bidang pesawat tanpa awak (drone) pertama kali digagas dalam pakta Lancaster House pada 2010 silam. Kerjasama ini bertujuan untuk membangun pertahanan gabungan yang lebih efisien antar kedua negara.