Cubesat hanya memiliki dimensi 300 mm x 100 mm x 100 mm, namun telah dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi satelit penelitian. Satelit ini akan mengorbit Bumi selama enam bulan ke depan, tulis RIA Novosti.
“Ini adalah kali pertama perangkat angkasa dikembangkan dengan memanfaatkan printer 3 dimensi. Kelanjutan pengembangan dari teknologi ini akan memungkinkan kami memproduksi satelit mungil serupa dalam jumlah massal,” kata pernyataan pers dari universitas tersebut.
Rangka satelit tersebut dibuat dari material yang sudah disertifikasi oleh badan antariksa Rusia, Roscosmos. Penyusunannya memanfaatkan teknologi printer 3D. Kebanyakan materialnya mengandung bahan plastik. Baterai zirconium-ceramic pada Cubesat merupakan jenis baterai satu-satunya di dunia. Baterai tersebut dimaksudkan untuk melindungi sumber tenaganya dari fluktuasi suhu yang biasa terjadi di luar angkasa, tambah RIA Novosti.