Namun aturan gencatan senjata ini hanya berlaku bagi pasukan Suriah dan oposisi, tidak mengikutsertakan kelompok teroris seperti ISIS dan Front Al-Nusra.
Senada dengan Rusia, Departemen Luar Negeri AS juga menerbitkan pernyataan yang sama.
Sementara itu, pihak oposisi Suriah, High Negotiations Committee yang didukung oleh Arab Saudi mengatakan bahwa pihaknya setuju untuk “merespon secara positif usaha pihak internasional untuk mengadakan perjanjian gencatan senjata, meskipun komitmennya bersyarat.”
Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad baru saja mengumumkan pemilu legislatif yang akan diselenggarakan pada 13 April mendatang. Pengumuman ini datang dalam bentuk terbitan pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh istana kepresidenan Suriah pada hari Senin silam. Pernyataan tersebut muncul setelah AS dan Rusia sepakat untuk mengadakan gencatan senjata di negara Syam tersebut.