Dalam beberapa kesempatan Teledyne Ryan Firebee juga dipergunakan untuk mensimulasikan pesawat tempur yang akan menyerang stelling rudal Suriah. Hal ini untuk membangkitkan respon mereka, khususnya berupa pancaran radar pelacak, yang lalu akan direkam rudal antiradar AGM-45 atau AGM-78 untuk keperluan penyerangan.
Di sisi lain Israel juga telah berhasil mengendalikan operasi pertempuran dengan amat baik, relatif tanpa hambatan sedikit pun’ Hal ini terjadi, karena kecuali menggunakan pesawat kodal Boeing 707 di lapisan teratas, juga dikerahkan dua Grumman E-2C Hawkeye yang siaga dipantai Lebanon. Dengan antena radar putar AN/APA -171 yang terpasang di punggung, Hawkeye dapat mengawasi 250 sasaran sekecil rudal jelajah yang terbang rendah, dari jarak sejauh 269 km, dan dapat memberi peringatan dini untuk mencegat 30 sasaran sekaligus.
Para penerbang Suriah sendiri sepertinya menyadari, bahwa begitu lepas landas pesawat mereka sudah masuk dalam monitor radar Hawkeye. Sehingga memang tidak akan pernah ada serangan mengejutkan yang bisa mereka lakukan. Apalagi karena dengan radar EL/M-2001B, Hawkeye dapat pula membimbing pesawat-pesawat pencegat Israel hingga bisa menyerang dari samping, sehingga missile early warning radar mereka tidak berfungsi.
Perlu diketahui juga bhw Suriah melakukan blunder dlm pertempuran tsb dgn tdk mengikuti doktrinnya Soviet. SA-6 nya diparkir statis berminggu – minggu, membuat pesawat pengintai Israel leluasa menentukan posisi mereka. Emisi radar jg gak dikontrol ketat, shg gampang ditangkap. Utk kamuflase tdk pake jaring, tp pake asap yg malah keliatan. Gak mau masang decoy. Makanya habis. Israel pintar, sdgkn Suriahnya bodoh.