Hobbymiliter.com – Dalam rangka peremajaan alutsista, Kementrian Pertahanan Indonesia memutuskan untuk mengganti satu skuadron pesawat tempur jenis F-5 Tiger milik TNI AU dengan pesawat tempur jenis Sukhoi SU-35 dari Rusia. Hal ini dikarenakan pesawat jenis F-5 Tiger diketahui akan memasuki pensiun.
Pembelian alutsista tersebut menggunakan sistem ‘G to G’ (Government to Government) yang merupakan kesepakatan bisnis antar pemerintah kedua negara. Proses transaksi pembelian Sukhoi tersebut dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Rusia.
“Kita sepakat akan membeli satu skuadron Sukhoi SU-35 dari Rusia untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger, lengkap dengan senjatanya”, kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Pembelian SU-35 ini akan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan kemampuan anggaran keuangan negara. Pak Menhan beralasan anggaran yang didapat untuk TNI AU tidak hanya untuk pembelian alusista, tetapi juga digunakan untuk perawatan, perbaikan rutin, dan biaya operasional TNI.
Beliau juga menambahkan bahwa pembelian alusista dari negara Rusia ini juga disertai transfer of technology (tot) ilmu pesawat tempur.
Sesuai dengan amanat UU Tentang belanja alusista yang mewajibkan adanya Transfer of technology, yang diharapkan ke depannya nanti bangsa Indonesia tidak hanya sebagai pembeli alusista pesawat tempur, tetapi dapat menjadi pembuat dan penjual pesawat tempur, serta menghilangkan ketergantungan belanja alusista dari negara-negara di dunia.
Namun kita tahu bahwa ilmu itu mahal. Sampai pepatah menyatakan cari lah ilmu sampai negeri China. Ilmu bisa dicari tapi tidak bisa dibeli. Ilmu hanya bisa dipelajari dengan berjalannya waktu. Proses belajar menuntut ilmu inilah yang membuat suatu ilmu menjadi mahal. Negara Jepang butuh 50 tahun sejak restorasi Meiji untuk berubah menjadi negara maju pada saat itu. China butuh 20 tahun belajar teknologi dari Rusia dalam hal teknologi militer. Jadi nilai ilmu sangatlah mahal terutama menyangkut perkembangan technology persenjataan.