Pihak Depkeu AS mengatakan bahwa jaringan tersebut “mengaburkan informasi mengenai pengguna barang sensitif dalam industri misil dengan menggunakan perusahaan di negara ketiga sebagai tameng untuk mengelabui pemasok dari luar negeri.” Kelima orang tersebut juga diklaim telah “mengerjakan pengadaan komponen rudal balistik untuk Iran.”
Adam J. Szubin, direktorat jenderal bidang terorisme dan intelijen keuangan mengatakan bahwa “program rudal balistik Iran akan menimbulkan ancaman besar bagi keamanan regional dan global, dan karenanya akan terus dikenakan sanksi internasional.”
Iran pada hari Senin (18/1) kemarin mengecam sanksi baru dari Amerika Serikat atas program rudal balistik mereka. Sanksi ini diberlakukan sehari setelah kesepakatan nuklir bersejarah mereka dengan pihak negara-negara adidaya di Vienna, Austria. Iran menganggap hukuman tersebut “tidak sah.”
“Program rudal Iran tidak pernah dirancang untuk mampu mengangkut senjata nuklir,” demikian ujar juru bicara Kemenlu Iran, Hossein Jaber Ansari kepada kantor berita ISNA.
“Seperti yang telah diumumkan sebelumnya, Iran akan merespon keras propaganda ini dengan mempercepat program rudal balistik legal kami dan memperkuat kemampuan pertahanan,” ujar Ansari.