CNN melaporkan bahwa pihak Korut juga membeberkan salinan paspor AS yang dipegang oleh Kim.
“Saya disuruh untuk mengambil foto rahasia militer dan adegan-adegan skandal,” ujar Kim dalam wawancara tersebut. “Mereka meminta saya untuk membantu menghancurkan sistem Korea Utara dan menyebarluaskan propaganda melawan pemerintah (Korut).”
“Saya mohon kepada pemerintah AS atau Korea Selatan, tolong selamatkan saya,” katanya. Kim mengatakan kepada CNN bahwa awalnya ia memulai bisnis perdagangan internasional di sekitar zona ekonomi khusus di perbatasan Korut dan Tiongkok. Di tahun 2013 kemarin, Kim kemudian mulai menjalankan aksinya untuk memata-matai Korut, berdasarkan suruhan “pihak konservatif” Korea Selatan. Kim lalu menyuap warga lokal untuk mengumpulkan “materi penting.”
Dalam dua tahun petualangannya sebagai mata-mata Kim mengaku hanya diberi upah sebesar 5.300 dollar sebelum akhirnya ditangkap oleh pemerintah Korut, yang ternyata sudah memperhatikan kegiatannya sejak tahun 2009. Seorang mantan tentara Korut berusia 35 tahun yang pernah menjadi kaki tangan Kim juga ikut ditangkap.
Kim mengaku bahwa dirinya tidak pernah bekerja untuk pemerintah AS. Ia juga meyakinkan CNN bahwa dirinya diperlakukan secara manusiawi, dan kemudian memberi tanggapannya mengenai ujicoba nuklir Korut yang berlangsung minggu kemarin.
“Melihat bahwa ujicoba bom hidrogen tersebut berhasil, maka sekarang adalah saatnya untuk mengabaikan kebijakan bernuansa permusuhan dan mulai bekerjasama untuk membantu Korea Utara,” ujar Kim kepada CNN. “AS perlu mencari cara untuk berdamai dengan Korut. Saya rasa cara utama yang dapat ditempuh adalah dengan mengadakan perjanjian damai.”