Bagaimana ini bisa terjadi? Salah satu penyebabnya, Air Defense Vietnam Utara sangat sangat mumpuni. Dengan kekuatan total 1000-an unit meriam anti pesawat dari beraneka kaliber (mulai dari 23 mm, 37 mm, sang legenda 57 mm, sampai meriam meriam raksasa 100 mm yang berasal dari surplus Soviet) dan terutama sekitar 60-an situs rudal SA-2. Ini masih ditambah dengan jaringan radar dan GCI yang baik serta intelijen Vietnam Utara yang mumpuni, sehingga mereka bisa tahu kapan dan dimana ada pesawat US yang take off dari pangkalan mereka di Selatan. Ini masih ditambah kekuatan pesawat tempur Vietnam Utara yang mumpuni dengan andalan pesawat MiG-17 Fresco dan MiG-21 Fishbed.
Nah bicara soal operasional pesawat tempur Vietnam Utara memang sangat menarik. Salah satunya adalah taktik mereka dalam menghadapi USAF yang menggunakan kecanggihan teknologi dan kekuatan udara yang lebih besar. Salah satu yang ditakuti adalah taktik OCA (Offensive Counter-Air) Operation yang sering dilakukan oleh USAF dengan tujuan menghancurkan kekuatan AU Vietnam Utara di pangkalan mereka sendiri. Seperti kita ketahui, dalam perang Arab-Israel, banyak kekuatan udara Arab yang hancur sebelum bisa bertempur, karena Israel sukses melakukan taktik OCA terhadap pangkalan pangkalan negara negara Arab. Hasil taktik OCA ini, barisan pesawat pesawat MiG yang duduk manis di runway akan menjadi sasaran empuk pembom pembom US, dan runway rusak dapat menyebabkan operasi mereka terhambat karena terhalang untuk take off.