Program ini bertujuan untuk memproduksi jet tempur terbaru yang dikembangkan secara mandiri oleh Korea Selatan, untuk menggantikan armada jet tempur F-4 dan F-5 yang sudah menua. Dulunya jet tempur ini diimpor dari Amerika Serikat.
Sebelumnya pada Maret 2015, konsorsium KAI dan pabrikan kendaraan udara Lockheed Martin memenangkan sebuah kontrak bernilai 8,6 triliun won atau sekitar 117 triliun rupiah untuk memproduksi 120 jet tempur bagi angkatan udara Korea Selatan.
Investasi dari Kemenhan RI ini menutupi sekitar seperlima dari total biaya pembuatan proyek ini, dimana 100 orang pekerja Indonesia juga akan turut ambil bagian dalam pengembangan dan produksi jet tempur tersebut. Demikian disampaikan oleh pihak KAI dalam sebuah pernyataan.
Indonesia juga akan diberikan satu pesawat purwarupa dan mendapat akses ke dalam data teknis dan informasi mengenai proyek tersebut.
Pemerintah Korsel berencana akan menaruh pesawat buatan proyek ini ke dalam armada angkatan udara mereka untuk menjaga kedaulatan negaranya dari ancaman Korea Utara yang bersenjatakan nuklir.