“Semua kemungkinan bisa terjadi, namun tidak mungkin seseorang akan menembakkan misil atau melakukan hal serupa tanpa sepengetahuan komando senior,” ujar Anthony Cordesman, pakar keamanan di Center for Strategic and International Studies.
Korps Revolusi Iran yang merupakan militer pelindung “kedaulatan Syiah” Iran dilaporkan menembakkan beberapa unit roket tanpa pelacak sekitar 1,3 kilometer jauhnya dari titik perjalanan kapal USS Harry S. Truman, kapal perusak USS Bulkeley, dan kapal pengangkut Prancis, FS Provence. Kyle Raines, juru bicara CENTCOM mengatakan meski lokasinya dekat dengan lalu lintas perdagangan internasional, namun misil tersebut tidak diarahkan ke kapal-kapal yang melintas di jalur tersebut.
Roket yang ditembakkan tersebut kemungkinan besar adalah granat berpeluncur roket yang dibuat ulang, ujar Cordesman. Ini karena kebanyakan kapal garda revolusi Iran membawa persenjataan ringan.
Kejadian serupa adalah ciri khas dari karakter garda revolusi Iran, yang mana menguasai operasi di sekitar Teluk Persia. Perlu diketahui, bahwa pihak militer Iran sendiri hanya menguasai wilayah di luar teluk tersebut. Korps Garda Revolusi Iran merupakan kekuatan paramiliter yang sering kali memprovokasi pihak barat. Garda ini pernah menyandera 15 awak kapal dan marinir Inggris pada tahun 2007. Namun, dua minggu kemudian, sandera ini pun dilepas tanpa terluka.