Varian munisi terakhir yang digunakan AL adalah Mk.244 Mod 0 ELC (Enhanced Lethality Cartridges) yang menggunakan penetrator tungsten, dengan karakteristik proyektil yang lebih berat sehingga trayektorinya jauh lebih lurus pada jarak lebih jauh, guna mengantisipasi perkembangan rudal antikapal yang makin cepat. Akan tetapi, peluru baru ini tidak lepas dari kontroversi. Pasalnya ditemukan bahwa Mk.244 yang memiliki titik berat yang berbeda, sehingga lebih rawan menyebabkan macet pada saat pergeseran peluru ke feed system.
Sistem penyimpanan magazen pada unit Phalanx didesain dengan bentuk drum yang terletak di bawah rumah kanon Vulcan, yang menggunakan sabuk helix untuk mengumpankan peluru ke kanon. Karena Vulcan terkenal boros dalam menghabiskan munisi, kecepatan pengisian ulang peluru menjadi penting. Untungnya, General Dynamics yang kemudian diakuisisi Raytheon mendesain agar drum magazen bisa diisi ulang secara singkat, hanya butuh waktu 10-30 menit tergantung kecakapan awaknya. Modifikasi dilakukan pada varian lanjutan Block 1 sehingga amunisi dapat diisi dari ammo cart yang dihubungkan dengan drum magasin yang sudah ada dengan menggunakan adaptor. Penggunaan sistem baru ini membuat kapasitas penyimpanan peluru melonjak, dari yang tadinya 989 peluru, naik menjadi 1.550 peluru yang membantu Phalanx CIWS mampu menghadapi ancaman lebih dari satu.