Sistem Phalanx mengutilisasi varian Vulcan dengan panjang laras 1500 mm yang menembakkan proyektil Mk.149 yang khusus dikembangkan untuk Phalanx CIWS, beda dengan proyektil Mk.50 yang digunakan AU AS. Proyektil Mk.149 didesain dengan fokus pada peningkatan kemampuan penembusan lapisan logam pada rudal, sehingga peluru ini memiliki karakteristik AP (Armor Piercing) yang kuat, dengan tak lupa mengoptimalkan kinerja balistiknya serta kecepatan lesat untuk dapat menutupi kekurangan pada jangkauannya yang pendek.
Mk. 149-2 yang merupakan peluru standar memiliki inti penetrator DU (Depleted Uranium) yang mampu memotong baja seperti pisau panas memotong mentega. AL AS lebih memilih penetrator solid untuk dapat memberikan kenastian penghancuran rudal lawan dengan kontak langsung (direct hit/direct kill) dibanding proyektil HE/airburst/proximity fuse yang mungkin tidak dapat menjatuhkan rudal. Dalam keadaan tersimpan, Mk. 149-2 memiliki pelindung sabot yang melingkupi kepala proyektil, yang akan memisah begitu proyektil meninggalkan laras. Namun keprihatinan akan efek radiasi DU dari Mk. 149-2 akhirnya membuat AL beralih ke inti tungsten yang lebih konvensional dan lebih ramah terhadap lingkungan.