Kepada Habibie, Saleh Basarah pernah mengaku jengkel dan menanyakan janjinya bahwa IPTN akan dijadikan fasilitas perawatan pesawat. Inilah yang kemudian mendorong Habibie mendirikan fasilitas Universal Maintenance Center (kemudian menjadi ACS), yang berdiri berdampingan dengan IPTN.
Persatuan Purnawirawan AURI menegaskan, bahwa itikad untuk mengembalikan nama ‘Nurtanio’ masih kuat. Mereka senantiasa maju jika ada kesempatan. Di jaman Gus Dur kesempatan itu didapat Ashadi Tjahjadi. Keinginan seorang pimpinan Rolls-Royces untuk bertemu Presiden Abdurrahman Wahid lewat perantara Ashadi segera dimanfaatkannya. Presiden menyambut hangat niat baik Rolls Royces, dan berkali-kali menyebut bahwa Pabrik Pesawat Nurtanio harap dibantu.
Mantan orang kedua Lipnur yang juga pilot uji pesawat buatan fasilitas ini menanggapinya dengan gembira. Dalam benaknya, Presiden sudah memberi isyarat baik perihal “nama” itu. Akan tetapi kenyataan berikut yang terjadi sungguh di luar dugaan. Pada hari jadi IPTN tahun 2000, Presiden justru mengubah nama IPTN menjadi PT Dirgantara Indonesia atau Indonesian Aerospace. Keputusan itu sama sekali tak bisa dimengerti. Itulah mungkin salah satu akar pahit TNI AU pada IPTN, atau PTDI sekarang.