Kedua awak Viper dilengkapi pula dengan helmet IHDSS (Integrated Helmet Mounted Display and Sighting System). Melalui helmet ini para awak bisa melihat penuh head-up maupun head out dalam segala macam iklim dan kondisi visibilitas.
TSS Viper dapat membagi margin-margin keselamatan dirinya dalam cakupan wilayah amannya terhadap serangan musuh. Misalnya, ia mampu mendeteksi sebuah rudal TOR-M1 (SA-15) atau sebuah rudal 2S6 Tunguska saat rudal-rudal itu masih berada di luar wilayah kemampuan pertahanan heli. Bandingkan dengan AH-64D Apache yang harus bergelut melawan rudal-rudal kendali tersebut ketika mereka telah masuk ke dalam engangement envelop radar pesawat.
Bell menyempurnakan keunggulan melihat dan membaca target dari Viper dengan membuat heli itu mampu membawa persenjataan lebih banyak dibanding heli tempur sejenis. Dalam hal ini AH-1Z dilengkapi sebuah kanon 20 mm tiga laras 750rpm, 16 rudal Hellfire, dua roket pod 70 mm, dan sebagai pertahanan diri, dua rudal AIM-9 Sidewinder.
Yang menghebohkan, tentunya, karena Viper juga kabarnya dirancang untuk bisa membawa rudal canggih AGM-65G Maverick, yang biasanya diluncurkan melalui pesawat tempur, semacam F-16.
Viper berkemampuan mendeteksi musuh dari segala arah. Kemampuan pertahanan diri ini sebagai hasil dari penempatan semua sistem perangkat perang elektronik (electronic warfare system)-nya pada empat sisi badan (fuselage) berbeda di sekeliling tubuh heli. Sistem EW yang digunakannya sama dengan yang diterapkan pada pesawat serang darat AV-8B Harrier dan pesawat transpor militer jenis hibrid, V-22 Osprey.
Piranti-piranti pertahanan meliputi empat ALE-47CM flare/chaff dispenser, APR-39A radar warning receiver, AVR-2 laser warning receiver, AAR-47 IR missile warning receiver, dan pengacau penjejak infra merah terhadap mesin oleh radar musuh. Mungkin pertahanan elektronik yang terpasang di heli ini malahan jauh lebih baik dari yang dipasang pada pesawat tempur kebanyakan negara negara berkembang.
Di medan pertempuran Perang Teluk (1991), pendahulunya, AH-1W SuperCobra menjadi sebuah heli combat proven dengan berhasil menyumbangkan kemenangan bagi pasukan multi nasional pimpinan AS. AH-1W SuperCobra berhasil menghancurkan 97 tank, 104 kendaraan perang, 16 bunker, dan dua lokasi artileri anti pesawat. Namun bila bicara rencana pengembangan, sebelum pecah perang terbesar padang pasir itu, Korp Marinir AS memang telah mengambil ancang-ancang bagi generasi pengganti AH-1W sudah dianggap tua.
Joss memang, teknologi akan selalu update mengikuti pesaingnya.