Hobbymiliter.com – Mengenal Littoral Response Group, Grup Siap Tempur Amfibi AL Inggris. Para pembaca sekalian, telah kita ketahui bersama bahwa Inggris merupakan salah satu negara yang dikenal adidaya tidak hanya pada aspek-aspek politik tetapi juga pada aspek militer dan pertahanan keamanan. Salah satu aspek adidaya yang dimiliki oleh Inggris ada pada kekuatan Angkatan Laut nya atau yang kita kenal dengan nama Royal Navy. Sempat mendominasi lautan pada beberapa periode sebelum akhirnya dominasinya tergantikan oleh kekuatan negara adidaya lain yang juga merupakan sekutu dekatnya yakni Amerika Serikat, kini, Inggris berupaya untuk kembali memproyeksikan kekuatan militernya, khususnya pasukan amfibi yang dimilikinya dalam kerangka Royal Marines, pada suatu bentuk grup tugas atau task group yang diberi nama Littoral Response Group atau dapat disingkat LRG. Kali ini, penulis akan mengajak anda untuk mengenal konsep Littoral Response Group atau LRG yang mulai diterapkan penggunaannya sebagai suatu kesatuan gugus tugas milik Royal Navy.
Sejarah dan Latar Belakang
Berbicara tentang sejarah dan latar belakang pembentukan Littoral Response Group atau LRG, kita perlu sedikit melihat riwayat pembentukan gugus tugas tempur yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Inggris, dalam hal ini khususnya Royal Navy. Sebelum dicetuskan nya konsep LRG pada tahun 2019 lalu, Royal Navy sempat memiliki dan atau turut terlibat dalam mengoperasikan beberapa bentuk gugus tugas tempur ekspedisioner yang didesain sesuai dengan situasi geopolitik dunia pada masa nya. Beberapa bentuk gugus tugas tempur ekspedisioner ini yakni Joint Rapid Reaction Force atau JRRF (1999-2010), dan Response Force Task Group (berubah nama menjadi Joint Expedition Force (Maritime) atau JEF(M) setelah diserap oleh gugus tugas ekspedisioner internasional UK Joint Expedition Force atau UK JEF). Seiring dengan berjalannya waktu, konflik keamanan dan isu-isu pertahanan juga ikut berevolusi. Merespon kebutuhan dan kondisi medan konflik yang semakin hari semakin kompleks dan cenderung mengarah pada konflik-konflik atrisi yang bersifat terlokalisir pada beberapa area tertentu, yang khususnya berada di kawasan Littoral, membuat Royal Navy pada akhirnya mencetuskan ide konsep Littoral Response Group atau LRG sebagai jawaban atas tantangan potensi isu pertahanan maritim yang makin berpusat pada area peperangan Litoral.
Konsep LRG dicetuskan oleh Royal Navy pada 2019 dan dituangkan dalam dokumen Integrated Review of Security, Defence, Development and Foreign Policy, atau yang umum disingkat sebagai IR sampai pada tahun 2020 mulai diimplementasikan dengan ditandai terbentuknya LRG(X) dimana X merupakan kependekan dari Experimentation. Pada tahap awal ini, LRG(X) dibangun dengan komposisi yang terdiri atas 1 unit kapal perang jenis Landing Platform Dock atau LPD kelas Albion, HMS Albion, 1 unit kapal perang jenis Landing Ship Dock atau LSD kelas Bay, RFA Lyme Bay, dan 1 unit kapal perang jenis Destroyer kelas Daring Type-45, HMS Dragon sebagai kapal pengawal atau escort ship. LRG(X) sebagai bibit dari dua satuan LRG yang dikemudian hari akan dibentuk (LRG(N) dan LRG(S),red), melaksanakan tugas sekaligus melakukan ujicoba doktrin, peralatan, perlengkapan dan serangkaian skenario pertempuran dalam rangkaian kegiatan latihan yang dilakukan selama tiga bulan terhitung sejak bulan September hingga bulan Desember tahun 2020. Dari hasil penugasan inilah, Royal Navy kemudian mengevaluasi berbagai catatan penting yang didapat selama masa penugasan LRG(X), untuk kemudian membentuk dua satuan Littoral Response Group atau LRG yang dibagi berdasar dua area penugasan yakni Littoral Response Group (North) atau disingkat LRG(N) dan Littoral Response Group (South) atau disingkat LRG(S). LRG(N) dibentuk pada tahun 2021 dan memulai periode penugasan pertama kali pada bulan Maret 2021. Sementara itu, LRG(S) mulai dibentuk baru-baru ini pada tahun 2023 dan memulai periode penugasan pertama kali pada bulan September 2023.