Secara umum JF-17 memiliki penampakan aerodnamik konvensional, dengan sayap di tengah airframe, lubang air intake lateral, bubble canopy dan memiliki drag chute di ekor. Namun untuk lubang masuk udara sudah menggunakan teknologi diffuser supersonic inlet, yang juga diterapkan pada F-35. Hal tersebut dimaksudkan agar efisiensi udara masuk lebih baik.
JF-17 Pakistan dilengkapi radar Pulse Doppler. Awalnya direncanakan menggunakan Grifo-7 buatan Leonardo, Italia, yang selama ini melengkapi pesawat F-7. Namun karena Pakistan melakukan uji coba peledakan nuklir, membuat Uni Eropa sempat menjatuhkan sanksi dan akhirnya JF-17 menggunakan radar buatan China. Radar tersebut sudah dilengkapi dengan kemampuan multi-track, multi-mode dengan 25 mode, yang membuatnya mampu melakukan look down – shoot down, dan menjejak sasaran permukaan, di samping sasaran udara.
Pesawat ini sebenarnya didesain untuk bisa juga dilengkapi radar buatan Thales RC400, Marconi, Phazotron Rusia, dan KLJ-7 China. Avioniknya menggunakan teknologi Perancis, dilengkapi dua mission computer berdasarkan sistem data bus Mil STD-1553B. Jantung dari sistem ini adalah Weapon & Mission Management Computer 32 bit untuk perhitungan misi, manajemen terbang, dan tempur serta inflight self test.
Untuk navigasi menggabungkan INS Ring Laser Gyro dengan GPS. Sistem komunikasi menggunakan dua radio wide band independent data link dilengkapi sistem anti-jamming. Sistem perang elektronika dilengkapi self jammer, sistem peringatan ancaman rudal, radar warning receiver dan chaff/flare dispenser, dan peralatan interrogator kawan dan lawan (IFF) untuk pertempuran BVR (diluar jarak pandang).
Pilotnya juga diberikan Glass cockpit dengan tiga layar warna lebar multifungsi serta smart Head Up Display. Sehingga mampu memberikan situational awareness yang jauh lebih baik. Selain itu kokpitnya juga dilengkapi Sistem HOTAS (Hand On Throttle and Switch) serta Laser Designator dan targeting untuk deteksi dan pembidikan sasaran pada siang dan malam hari. Pesawat ini menggunakan kursi lontar buatan Martin Baker, perusahaan asal Inggris yang kursi lontarnya terkenal sudah banyak menyelamatkan nyawa pilot pesawat tempur.