Saat dikembangkan tahun 2007, sistem yang mengingatkan orang pada sistem Perang Bintang yang pernah dicanangkan oleh mendiang Presiden AS Ronald Reagan di tahun 1983, tidak sedikit pihak yang meragukan, persis seperti orang meragukan sistem Amerika di atas.
Kini, setelah memperlihatkan sukses, Israel yang – sejauh ini tidak berhasil mencapai perdamaian dengan Hamas – akan terus menghadapi ancaman, diyakini akan terus menyempurnakan sistem Iron Dome. Hal ini mengingat roket-roket Hamas juga semakin canggih dan semakin banyak.
Israel bahkan sudah memikirkan potensi serangan rudal yang berasal bukan saja dari Hamas, tetapi juga dari Suriah, bahkan Iran. Sehingga Israel juga membuat sistem pertahanan udara yang berlapis, misalnya ada juga sistem pertahanan udara penghadang yang dipasangi rudal Spider dan rudal Arrow, yang bisa digunakan untuk menghadang rudal yang ditembakkan dari lokasi lebih jauh seperti halnya di Iran.
Keberhasilan Iron Dome menarik minat sejumlah negara lain yang ingin memperkuat pertahanannya, seperti halnya Korea Selatan, Singapura, Amerika Serikat dan bahkan Turki, yang lalu juga tertarik ingin memilikinya.
Negara-negara di atas tentu mengetahui, bahwa ancaman ke depan boleh jadi tidak berasal dari serangan dari armada pesawat tempur, tetapi dari roket dan rudal yang ditembakkan oleh musuh. Iron Dome kini sudah menjadi sistem anti roket balistik jarak pendek pertama yang digunakan di medan tempur. Kita ingat, sistem antirudal Patriot juga sudah merintis peran sebagai sistem antirudal balistik jarak jauh.