Selain berkiprah untuk TNI AU, kehadiran Thales di Indonesia telah memberikan dampak yang besar melalui kerjasama dengan berbagai instansi maupun kematraan lain
di tubuh TNI. Beberapa contoh di antaranya adalah kerjasama dengan TNI AL dalam pemenuhan perangkat sistem pertempuran (combat systems) seluruh kapal perang TNI AL selama 20 tahun. Pada tahun 2004 dan 2006 dalam kontrak antara TNI AL dan produsen kapal Royal Scheide (Belanda), Thales terpilih menjadi penyuplai perangkat sistem perang untuk korvet kelas Sigma yang dibeli Indonesia. Untuk radar pertahanan udara kapal, Thales juga terpilih untuk menyuplai radar-radar SMART-S.
Selain untuk proyek Ground Master 400, Thales juga melakukan kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia dalam pembuatan pesawat patroli maritim CN-235 dan NC-212 untuk TNI AU dan TNI AL. Thales menjadi penyuplai perangkat dan sistem Amascos (Airborne Maritime Situation & Control System).
Sementara dengan PT Telekomunikasi Indonesia, Thales Alenia Space telah menyuplai satelit komunikasi Palapa-D ketika Satelit Palapa-D diluncurkan pada 31 Agustus 2009 dan berada di lokasi transfer orbit yang lebih rendah pada normalnya. Team dari Thales Alenia Space berhasil menyelamatkan satelit tersebut dan mendapatkan penghargaan space rescue award during World Space Risk Forum di Dubai. Pencapaian ini diterjemahkan sebagai manfaat yang nyata bagi kedua pelanggan Indosat dan industri asuransi angkasa.
Di bidang pengaturan lalu lintas udara di Indonesia (Air Traffic Services), Thales telah berperan besar dalam menyuplai sekitar 80% infrastruktur dari peralatan radar maupun sistem navigasi udara yang digunakan oleh ATC (Air Traffic Control) Indonesia.
Kehadiran Thales dan TRS di indonesia jelas tidak semata dalam penyuplaian kebutuhan perangkat keras maupun perangkat lunak saja, namun juga dalam proses alih teknologi bagi kemajuan teknologi dan sistem pertahanan Indonesia.