Sejarah Penggunaan Drone MAZLAT SCOUT Dalam Melawan OPM di Operasi Mapenduma – HobbyMiliter.com – Dibanding dengan berbagai operasi komando yang pernah digelar TNI sebelumnya, operasi pembebasan sandera di Mapenduma Papua (1996) terbilang yang paling canggih.
Ini karena selaku pemimpin operasi, Brigjen Prabowo Subianto (saat ini Menteri Pertahanan RI) berhasil menyediakan delapan unit pesawat drone intai tanpa awak (UAV) Mazlat Scout dan sekian banyak Night Vision Goggle. Barang yang canggih dan eksklusif bagi TNI di tahun 1996. Konon, drone tersebut dipinjamkan oleh angkatan bersenjata negara sahabat.
Tak terbayangkan apa yang terjadi jika kedua jenis alat bantu itu tak ada. Dalam penyergapan di malam hari, apalagi di belantara Papua, atau disebut juga Irian Jaya waktu itu, mungkin tak banyak yang bisa diperbuat oleh pasukan sehebat apa pun. Apalagi untuk menjejak gerombolan OPM yang biasa keluar masuk hutan rimba lebat yang masih perawan. OPM mempunyai keunggulan taktis mengenal wilayah tersebut dari lahirnya, dengan adanya drone, keunggulan ini menjadi berkurang nilai taktis dan strategisnya.
Kamera AT-IRSS atau Airborne Thermal Infrared Sensing System yang terpasang di dalam bodi Mazlat Scout membuat suasana pandang menjadi lain. Gelap akan berubah jadi terang, karena yang ditangkap hanyalah beda suhu di wilayah sasaran. Dengan kamera canggih seperti ini pula orang yang bersembunyi di balik rimbunnya kanopi hutan hujan tropis pun bahkan bisa pula terlihat jelas. Lebih kurang berdasarkan cara kerja sensor inframerah itu pula, Night Vision Goggle menjadi alat bantu penglihatan pasukan yang digelar dilapangan.