Pemikiran Kartini yang tertuang dalam suratnya tersebut mulai mempengaruhi dan mengubah pandangan masyarakat Belanda akan perempuan pribumi di Jawa serta menjadi inspirasi bagi para tokoh kebangkitan nasional Indonesia, seperti W. R, Supratman yang menciptakan lagu dengan judul Ibu Kita Kartini. Lagu yang menggambarkan inti perjuangan emansipasi wanita tersebut sampai sekarang sangatlah populer di kalangan siswa seluruh nusantara.
Surat Kartini tersebut sebagian besar berisi keluhan dan gugatan Kartini terutama terkait budaya Jawa yang menghambat kemajuan perempuan serta keinginannya agar wanita mendapatkan kebebasan untuk menuntut ilmu dan belajar.
Beberapa ide dan cita-cita yang dituangkan dalam suratnya antara lain adalah Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelfvertrouwen dan Zelfwerkzaamheid serta Solidariteit dimana semuanya itu didasarkan pada Religieuze Iti, Wijsheid en .Schoonheid yang berarti Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan. Ditambah juga dengan Humanitarianisme atau perikemanusiaan serta Nasionalisme atau cinta akan tanah air.
Surat Kartini juga berisi harapannya mendapatkan pertolongan dari luar dan keinginannya agar bisa menjadi seperti kaum muda Eropa seperti tertulis dalam surat perkenalan dengan Estelle “Stella” Zeehandelaar. Kartini juga memaparkan penderitaan kaum perempuan di Jawa akibat kungkungan adat mereka, seperti tidak diizinkan bebas mengenyam pendidikan di bangku sekolah, aturan pingitan, dijodohkan dengan laki-laki yang tidak dikenal serta mesti bersedia dimadu.
Beberapa macam buku karya ibu Kartini yakni Habis Gelap Terbitlah Terang, dan Surat-Surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya; Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904; Panggil Aku Kartini Saja; Aku Mau … Feminisme dan Nasionalisme. Surat-Surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903; Kartini Surat-surat kepada Ny. Abendanon-Mandri dan suaminya.
Berkat kegigihan Kartini, Yayasan Kartini kemudian mendirikan Sekolah Wanita yang diberi nama Sekolah Kartini di Semarang di tahun 1912 dan kemudian menyebar hingga ke Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan berbagai daerah lainnya. Yayasan Kartini sendiri didirikan keluarga Van Deventer yang merupakan tokoh Politik Etis pada tahun 1916.
Penghargaan akan jasa Kartini juga ditunjukkan dengan penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964 tanggal 2 Mei 1964 oleh Presiden Soekarno serta penetapan hari lahir Kartini sebagai hari besar yang dikenal sebagai Hari Kartini yang diperingati tiap tahun. Bentuk penghargaan lain adalah dengan diciptakannya lagu Ibu Kita Kartini oleh W. R, Supratman.
Selain Indonesia, Belanda juga mengungkapkan penghargaan mereka pada Kartini antara lain dengan pemberian nama Jalan RA Kartini atau Kartinistraat di Utrecht yang berbentuk U, RA Kartinistraat berbentuk O di Venlo Belanda Selatan, Raden Adjeng Kartini di Amsterdam Zuidoost serta Jalan Kartini di Haarlem.
Demikian paparan singkat mengenai biografi RA Kartini, perempuan pribumi yang menjadi tokoh emansipasi wanita pertama di Indonesia. Semoga jasa serta berbagai pemikiran yang tertuang dalam surat dan bukunya terus dikenang dan dihargai oleh masyarakat Indonesia.