Sebelum peristiwa G30SPKI terjadi, sudah banyak pemberontakan lain sebagai latar belakang G30SPKI yang terjadi sejak pemberontakan PKI di tahun 1948 saat PKI di bawah pimpinan Muso memproklamasikan Soviet Republik Indonesia di Madiun. Walau pemberontakan tersebut berhasil diatasi TNI tanggal 30 September 1948, namun masih sering terjadi kekacauan akibat pemogokan berbagai organisasi di bawah PKI, berbagai aksi kekerasan dari ormas PKI yang terjadi di berbagai wilayah seluruh Indonesia dengan jargon politik bernada kekerasan seperti misalnya Ganyang Kabir, Ganyang Nekolim, Ganyang Tujuh Setan Kota dan berbagai jargon lainnya hingga puncak pemberontakan mereka yang dikenal dengan peristiwa G30SPKI.
Latar belakang G30SPKI sendiri diakibatkan beberapa peristiwa atau kondisi, seperti yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.
Kondisi Ekonomi Indonesia
Di masa Demokrasi Terpimpin ini, kondisi ekonomi masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah hingga PKI pun kemudian menargetkan masyarakat kecil dan miskin sebagai target propaganda mereka. Inflasi perekonomian Indonesia yang mencapai 65% membuat harga makanan melambung sangat tinggi hingga mengakibatkan banyak rakyat yang kelaparan dan terpaksa mengantri demi mendapatkan berbagai kebutuhan pokok. Faktor penyebab kenaikan harga tersebut antara lain adalah keputusan Soeharto-Nasution untuk menaikkan gaji para tentara sebesar 500% dan penganiayaan terhadap kaum pedagang Tiongkok hingga mereka kabur meninggalkan Indonesia.
Pembentukan Angkatan Kelima
Dengan tujuan mendirikan negara komunis di Indonesia, PKI berusaha menghancurkan reputasi Angkatan Darat yang saat itu merupakan penghalang utama mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Angkatan Darat di masa itu merupakan organisasi militer pejuang sekaligus pengemban tugas masyarakat, jadi punya peran juga dalam bidang politik serta ekonomi.
Terutama saat itu Angkatan Darat diberi tugas memimpin banyak perusahaan asing yang telah diambil alih pemerintah dengan alasan nasionalisasi. Kebijakan pemerintah tersebut ditentang PKI hingga mereka memberi julukan bagi para perwira Angkatan Darat dengan sebutan Kabir atau Kapitalis Birokrat.
Melihat kedudukan Angkatan Darat saat itu, PKI merasa kekuatan militer mereka masih belum sebanding. Karena itulah mereka menganggap penting untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari para buruh dan petani yang dipersenjatai lengkap. Gagasan membentuk Angkatan Kelima ini berasal dari Menteri Luar Negeri Cina, Chou En-Lai saat mengunjungi Jakarta tahun 1965. Chou pun berjanji akan memasok 100 ribu senjata untuk Angkatan Kelima tersebut.