Raja menolak untuk menyerah dan pada pertempuran 17 Juni 1907, Raja gugur bersama putrinya Lopian dan 2 orang Putranya Patuan Anggi dan Sutan Nagari. Karena tragedi gugurnya sang Raja Sisingamangaraja XII maka perang Batak berakhir.
Raja Sisingamangaraja XII lahir pada 18 Februari 1845 di Bakara, mulai naik tahta di usianya ke 19 tahun di tahun 1870. Beliau adalah termasuk salah satu pahlawan Indonesia yang melewan penjajahan Belanda. Dan berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961 dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Latar Belakang Perang Batak
Sejarah perang Batak memiliki latar belakang yang mendasarinya, yaitu :
Raja Batak saat itu masih menganut agama Batak Kuno yaitu agama Parmalim merasa keberatan akan adanya penyebaran agama Kristen di daerah Tapanuli.
Belanda menunggangi penyebaran agama Kristen atau gerakan Zending dengan kepentingan politik dii Batak Tapanulis.
Belanda memicu konflik dengan Kerajaan batak dengan berdalih melindungi kepentingan dari misionaris.
Terjadi penolakan dari Raja Sisingamangaraja XII karena adanya misi Missionaris dari Belanda yang dijalankan oleh Dr Nomensen untuk menyebarkan agama kristen di daerah batak/Tapanuli.