Dan insiden kerusuhan mulai pecah di awal tahun 2001 dengan bermula adanya serangan pembakaran sebuah rumah Dayak. Berdasarkan rumor warga Madura lah yang menjadi pelaku pembakaran dari rumah orang dayak tersebut. Kemudian warga Dayak membalas dengan membakar rumah orang Madura.
Ada juga yang mengatakan bahwa latar belakang konflik sampit ini menurut Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak. Disebabkan karena pembantaian yang dilakukan oleh dayak adalah bentuk mempertahankan diri karena warga dayak terlebih dahulu mendapatkan serangan. Dan menurutnya disebutkan juga bahwa seorang warga Dayak mendapatkan siksa dan terbunuh oleh sekelompok warga asal Madura setelah terjadi sengketa judi yang terjadi di Desa Kereng Pangi di tanggal 17 Desember 2000.
Ada juga yang mengatakan bahwa konflik ini bermula dari percekcokan antar murid dari berbagai ras suku etnis yang ada di sekolah yang sama.
Konflik Sampit
Situasi konflik antar Suku Madura dengan Suku Dayak diperparah karena memiliki nilai-nilai dan kebiasaan budaya yang berbeda. Contohnya ada dari suku Madura yang sering membawa celurit atau parang kemanapun membuat orang Dayak memiliki pikiran bahwa pendatang tersebut siap untuk berkelahi.
Konflik sampit sendiri berawal dari perselisihan antara dua etnis pada akhir tahun 2000. Pada pertengahan Desember tahun 2000, terjadi pemberontakan antar etnis Madura dan Dayak yang terjadi di Desa Kereng Pangi.
Sehingga dari situlah membuat hubungan kedua etnis menjadi lebih memanas dan menegang. Ketegangan kedua suku ini semakin memanas setelah adanya perkelahian di sebuah tempat hiburan yang ada di desa pertambangan emas yang ada di Ampalit.
Seseorang dari etnis Daya tewas terkena luka bacok dari orang dari etnis Madura. Dari kejadian ini kemudian membuat keluarga dan tetangga merasa marah. Dan membuat konflik antar kedua suku ini semakin memanas dan menegang.
Dampak Konflik Sampit
Dua hari setelah peristiwa tersebut ada sekitar 300 warga Dayak yang mendatangi lokasi tewasnya seseorang dari Suku Dayak untuk mencari pelaku.
Karena pelaku tidak berhasil ditemukan, maka warga dayak melakukan perusakan di daerah tersebut pada 2 tempat karaoke, 5 motor, 2 mobil dan 9 rumah yang dimiliki oleh orang dari suku Madura.