Latar Belakang dan Sejarah Penyelesaian Konflik Sampit – HobbyMiliter.com – Mungkin kamu pernah mendengar di Indonesia ada yang namanya Konflik Sampit. Lalu bagaimana sejarah penyelesaian konflik sampit? Bagaimana latar belakang mengapa terjadi Konflik Sampit? Berikut ini adalah pembahasan ringkas yang bisa membantu kamu memahami sejarah tentang Konflik Sampit.
Apa Itu Konflik Sampit?
Konflik Sampit atau Perang Sampit merupakan pecahnya kerusuhan yang terjadi antar etnis di kalimantan di tahun 2001. Konflik ini bermula dari Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun 2001.
Konflik ini pecah di kota Sampit, Kalimantan Tengah sebelum akhirnya meluas ke seluruh provinsi yang ada di Kalimantan termasuk sampai ke Palangka Raya. Konflik sampit melibatkan 2 entitas etnis antara suku Dayak asli dengan warga Madura.
Karena saat ini transmigran asal Madura di kalimantan Tengah populasinya sudah mencapai 21 persen. Sehingga Kalimantan Tengah merasa tidak puas karena merasa tersaingi oleh imigran dari Madura yang disebabkan oleh masalah ekonomi.
Konflik tersebut pecah di tanggal 18 februari 2001 saat 2 warga Madura diserang oleh beberapa warga Dayak. Dan dari awal kejadian tersebut mengakibatkan lebih dari 500 korban meninggal dan ada lebih dari 100 ribu warga asal Madura kehilangan tempat tinggalnya yang ada di Kalimantan. Dari konflik tersebut banyak ditemukan warga asal Madura yang meninggal dalam keadaan kepala terpenggal.
Latar Belakang Konflik Sampit
Konflik Sampit yang terjadi di tahun 2001 yang lalu sebenarnya bukanlah insiden pertama yang terjadi antar entis Suku Dayak dan Suku Madura. Sebelumnya pernah terjadi perselisihan keduanya di tahun 1930 pada masa program transmigrasi mulai dicanangkan oleh pemerintah Kolonial Belanda. Konflik besar terjadi antara bulan Desember 1996 sampai bulan Januari 1997 yang pada saat itu konflik Dayak Madura mengakibatkan sekitar 600 korban tewas.
Sampai pada tahun 2000, transmigrasi asal Madura di Kalimantan Tengah mulai memenuhi sekitar 21 persen populasi.. Sehingga suku Dayak mulai merasa tidak puas dengan persaingan yang terus terjadi dari Suku Madura.
Hukum baru yang diterapkan juga memungkinkan warga Madura mendapatkan kontrol terhadap banyak industri di provinsi tersebut, seperti perkebunan, penambangan dan perkayuan. Hal tersebut menimbulkan masalah ekonomi yang menjadi awal dari kerusuhan kedua etnis suku Dayak dan Madura.