Kemudian di tahun 1603, VOC mendapatkan izin mendirikan kantor perwakilan di Banten. Kemudian di tahun 1610, Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC yang pertama di Indonesia dan memilih Jayakarta atau Jakarta sebagai kantor administrasi VOC pada saat itu.
Sementara VOC Ambon memiliki Gubernur Jenderalnya sendiri bernama Frederik de Houtman yang menjabat dari tahun 1605 sampai 1611.
Dalam menjalankan misi dagangnya VOC telah dipimpin oleh 17 dewan, atau dikenal dengan de heeren XVII ( Dewan Tujuh Belas ). Ketujuh belas Jendral inilah yang akhirnya menguasai seluruh nusantara pada masa penjajahan Belanda.
Sejarah Pembubaran VOC
Setelah mengetahui tujuan pembentukan VOC dan sejarah singkat pembentukan VOC. Sekarang kita akan membahas sejarah pembubaran VOC.
Di abad pertengahan 18, VOC mulai mengalami kemunduran yang disebabkan oleh beberapa penyebab, seperti :
- Mulai banyak pegawai VOC yang melakukan tindakan korupsi besar-besaran.
- Meningkatnya anggaran pengeluaran untuk biaya perang seperti yang terjadi pada pemberontakan di Gowa oleh Hasanuddin.
- Membayarkan banyak gaji pegawai, karena sudah terlalu banyak pegawai.
- Memberikan deviden atau keuntungan kepada pemegang saham yang menjadikan VOC pemasukan keuangannya berkurang.
- Persaingan dagang di kawasan Asia yang bertambah ketat setelah masuknya Perancis dan Inggris.
- Terdapat perubahan politik di Belanda dengan adanya Republik Bataaf di tahun 1795. Yang menerapkan sistem demokratis dan liberal sehingga membuat perdagangan terjadi lebih bebas.
Dikarenakan beberapa penyebab tersebut, sejarah pembubaran VOC kemudian dicatatkan secara resmi pada tanggal 31 Desember 1799. Pada masa pembubaran VOC tercatat memiliki hutang yang sangat besar yaitu sekitar 136,7 golden. Sepeninggalan VOC ada banyak kekayaan yang ditinggalkan untuk Indonesia seperti kantor dagang, benteng, gudang, kapal dan daerah kekuasaannya.