Tak hanya memperkuat TNI AU dan TNI AL, sebagai masyarakat awam, penulis juga memandang perlunya diadakan perkuatan di satuan pertahanan udara milik TNI AD dan TNI AU. Sudah saatnya kita mulai mengoperasikan peluru kendali pertahanan udara atau Rudal Hanud dengan jarak jangkau menengah hingga jarak jangkau jauh. Jika dahulu kita mampu mengoperasikan sistem pertahanan udara sekelas SA-2 “Guideline” atau S-75 “Dvina” di TNI AU yang pada waktu itu bernama AURI, serta sistem pertahanan udara sekelas Rapier di TNI AD, penulis menganggap bahwa inilah saat yang tepat untuk kembali mengoperasikan sistem senjata pertahanan udara berbasis rudal jarak menengah dan jarak jauh sebagai salah satu unsur utama kekuatan pertahanan udara nasional.
- Perlunya Menerapkan Sistem Pertahanan Negara Yang Terintegrasi Antar Matra
Dalam upaya menyelenggarakan pertahanan negara yang baik dan tepat guna, dalam pendapat penulis sebagai masyarakat awam diperlukan adanya sebuah sistem yang mengkoordinasi penyelenggaraan pertahanan negara yang terintegrasi antar matra dan mampu memberikan respons yang cepat terhadap perkembangan situasi dan kondisi di kawasan sekitar negara Republik Indonesia. Penulis melihat selama ini upaya integrasi sistem pertahanan negara antar matra dalam tubuh TNI masih kurang. Skenario – scenario Latgab TNI selalu menitik beratkan pada pelaksanaan upaya perebutan kembali wilayah dengan memanfaatkan segenap kekuatan yang ada. Diperlukan adanya suatu sistem yang mengakomodir kemampuan tiap matra dalam menyelenggarakan pertahanan negara dan mampu membuat kemampuan tersebut tersalurkan secara cepat dan tepat.
Secara umum, penulis amat menaruh harapan pada pembentukan Kogabwilhan (Komando Gabungan Wilayah Pertahanan) yang belakangan ini dilaksanakan oleh TNI. Kogabwilhan jika dimanfaatkan dengan baik maka akan mampu menjadi satuan Komando Utama Operasi yang mampu merespons eskalasi konflik militer bersenjata dari skala kecil hingga skala besar dengan cepat dan tepat. Pemanfaatan Kogabwilhan beserta aset-aset yang tergabung didalamnya dari tiap-tiap matra sebagai salah satu unsur Kotama-Ops TNI dapat menghasilkan respons yang baik dan cepat dalam menyikapi Build Up situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar wilayah kedaulatan NKRI.
Dengan dimanfaatkannya Kogabwilhan TNI secara maksimal, maka, penulis yakin bahwa penyelenggaraan pertahanan negara yang ideal dapat terjadi dan dapat disempurnakan secara bertahap kedepannya sehingga jika terjadi eskalasi atau konflik militer di kawasan, TNI selaku Organisasi Militer Negara Indonesia siap merespon dan mampu merespon dengan cepat dan tepat.
Penutup