Kepemimpinan tersebut diturunkan ke Rakai Panunggalan. Hingga akhirnya membangun beberapa candi megah dan sampai sekarang masih ada keberadaannya. Hebat sekali kan? Candi tersebut adalah candi Pawon, candi Kalasan, candi sari, candi Mendut dan candi Borobudur.
Saat setelah Rakai Panunggalan wafat, beliau pun digantikan oleh Rakai Warak. Di masa kekuasannya lebih banyak mengutamakan agama Hindu Budha. Alhasil, banyak masyarakat yang lebih mengenal agama tersebut. Namun ketika sang raja meninggal dan kursi kerajaan diisi oleh Rakai Garung, ia lebih banyak menghidupkan kembali kebudayaan Hindu, dari Rakai Pikatan.
Masa Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno
Tak lama sesudah Rakai Gunung, lalu kepemimpinan Mataram Kuno pun dipegang oleh Rakai Kayuwangi. Masa-masa kekuasaannya, timbul berbagai masalah hingga mengakibatkan adanya perpecahan dan perang saudara. Runtuhnya kerajaan Mataram Kuno dikarenakan oleh beberapa sebab, seperti:
- Gunung Merapi meletus, lahar bermunculan dan merusak candi-candi yang telah dibangun.
- Adanya krisis politik di tahun 927 – 929 Masehi.
- Berpindahnya lokasi kerajaan Mataram di Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Prasasti Peninggalan Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Setelah runtuh, rupanya kerajaan Mataram Kuno meninggalkan prasasti sejarah yang sangat bernilai. Beberapa prasasti yang ditinggalkan antara lain:
- Prasasti Sojomerto Abad ke-7
Merupakan sebuah prasasti yang ditemukan di Desa Sojomerto, Pekalongan. Peninggalan berbahasa Melayu Kuno ini mengisahkan bahwa Syailendra adalah pemeluk agama Budha.
- Prasasti Canggal 732 Masehi
Peninggalan sejarah ini berupa Candrasangkala yang ditemukan di Gunung Wukir, Desa Canggal. Dalam prasasti ini berisikan sebuah peringatan atas pembuatan Lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.
- Prasasti Kalasan 778 Masehi
Adalah sebuah prasasti dengan tulisan dari huruf Pranagari (India Utara) dan berbahasa Sansekerta. Menceritakan tentang raja Syailendra yang membujuk Rakai Panangkaran untuk membangun tempat suci bagi Dewi Tara. Dimana bangunan tersebut akan dijadikan sebagai Vihara bagi para pendeta Budha.
- Prasasti Kelurak 728 Masehi
Prasasti Kelurak berisi tentang pembangunan arca Manjusri sebagai wujud dari sang Budha, Dewa Wisnu dan Sanggha. Juga, di prasasti itu pun menegaskan jika raja Indra memiliki gelar Sri Sanggramadananjaya adalah sang pemimpin yang sedang berkuasa di kala itu. Peninggalan ini menggunakan bahasa Sansekerta dengan huruf Pranagari.
- Prasasti Ratu Boko 856 Masehi
Prasasti Ratu Boko mengisahkan tentang Balaputra Dewa yang kalah dalam perang melawan kakaknya Rakai Pikatan atau Pramodhawardani ketika perebutan kursi kepemimpinan.
- Prasasti Mantyasih 907 Masehi
Peninggalan satu ditemukan di wilayah Mantyasih Kedu, Jawa Tengah. Dalam prasasti ini menceritakan silsilah raja-raja Mataram Kuno. Adalah raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Warak, Rakai Panunggalan, Rakai Garung, Rakai Watuhmalang, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi juga Rakai Watukara Dyah Balitung.
Banyak sekali peninggalan berupa prasasti oleh kerajaan Mataram Kuno. Masing-masing menceritakan kisah yang berbeda dan penuh nilai sejarah. Sehingga generasi sekarang bisa mengetahui sejarah di masa lampau akan kejayaan dan runtuhnya Mataram Kuno.
Candi-Candi Peninggalan Mataram Kuno
Tidak hanya prasasti saja yang menjadi bukti otentik akan keberadaan kerajaan Mataram Kuno. Seperti candi-candi yang telah dibangun dengan kokoh dan sekarang masih bisa kita temui. Daftar candi-candi peninggalan Mataram Kuno tersebut antara lain:
- Candi Gatotkaca
Merupakan candi Hindu yang berada di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Bersebelahan dengan kompleks candi Arjuna. Adapun nama Gatotkaca diambil dari tokoh pewayangan di cerita Mahabarata.
- Candi Arjuna
Candi Arjuna berbentuk persegi dengan luas sekitar 4 meter persegi. Bentuknya mirip dengan bangunan di kompleks Gedong Songo.
- Candi Puntadewa
Candi Puntadewa berada di kompleks candi Arjuna, jadi sangat berdekatan. Ukurannya terbilang kecil namun tinggi.
- Candi Semar
Berhadapan dengan candi Arjuna dan bentuk dari candi Semar adalah segiempat tapi membujur ke arah utara selatan.
- Candi Bima
Berada di Desa Dieng Kulon, Batur, Banjarnergara, Jawa Tengah. Jadi posisinya di kawasan paling selatan. Bentuknya sangat unik sebab mirip sekali dengan beberapa arsitektur candi di India. Pada bagian atas atau atap hampir sama dengan Shikara juga punya rupa seperti mangkuk yang terbalik. Selain itu, di bagian ini ada relung serta relief kepala yang disebut dengan kudu.
- Candi Borobudur
Adalah salah satu peninggalan Mataram Kuno yang paling ternama. Popularitasnya dikenal hingga ke berbagai belahan dunia. Terletak di kota Magelang, Jawa Tengah dan termasuk sebagai candi Budha terbesar.
- Candi Mendut
Sama seperti candi Borobudur, candi Budha ini berada di Magelang, Jawa Tengah. Sudah ada sejak Mataram dipimpin oleh raja Idna dari wangsa Syailendra.
- Candi Pawon
Jika dilihat dari sisi atas, candi Pawon tampak seperti dalam satu garis lurus dengan candi Mendut dan Borobudur.